Tautan-tautan Akses

AS Ingatkan Pihak yang Bertikai di Sudan untuk Deeskalasi


Para pengungsi Sudan mengungsi untuk menyelamatkan diri dari kekerasan di wilayah Darfur, ke perbatasan antara Sudan dan Chad di Goungour, Chad, 8 Mei 2023. (Foto: Zohra Bensemra/Reuters)
Para pengungsi Sudan mengungsi untuk menyelamatkan diri dari kekerasan di wilayah Darfur, ke perbatasan antara Sudan dan Chad di Goungour, Chad, 8 Mei 2023. (Foto: Zohra Bensemra/Reuters)

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan Darfur, suatu kawasan di bagian barat Sudan, kini berada di ambang pembantaian besar-besaran.

Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan kepada para wartawan, Senin (29/4), bahwa ada laporan yang dapat dipercaya yang menunjukkan Pasukan Bantuan Cepat (Rapid Security Forces/RSF) dan milisi-milisi sekutunya telah menguasai beberapa desa di sebelah barat El Fasher.

“RSF harus mengakhiri pengepungan dan penumpukan pasukan militer di El Fasher, dan membatalkan serangan terhadap kota itu. Semua pihak dalam konflik itu harus mengambil langkah genting untuk deeskalasi.”

PBB mengatakan pasukan paramiliter Sudan mengepung satu-satunya ibu kota yang belum mereka kuasai di wilayah Darfur barat, dan memperingatkan bahwa sebuah serangan akan menimbulkan “konsekuensi yang menghancurkan” bagi 800.000 penduduk kota tersebut.

Sebelumnya, PBB pada Jumat (26/4) pekan lalu mengatakan Angkatan Bersenjata Sudan yang berseteru “tampaknya memposisikan diri mereka sendiri.”

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres kembali menyerukan kepada RSF dan pasukan pemerintah untuk menahan diri dari pertempuran di daerah sekitar ibu kota.

Perang yang telah berlangsung selama setahun di Sudan antara para jenderal dari paramiliter dan pasukan pemerintah yang bersaing, telah memicu apa yang disebut oleh Thomas-Greenfiled sebagai krisis dengan proporsi yang luar biasa. [em/ka]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG