Tautan-tautan Akses

PM Hungaria Kritik Para Pemimpin Uni Eropa Terkait Konflik di Ukraina


FILE - Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban di tangga Museum Nasional di Budapest, HUngaria, 15 Maret 2024. (AP/Denes Erdos)
FILE - Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban di tangga Museum Nasional di Budapest, HUngaria, 15 Maret 2024. (AP/Denes Erdos)

Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban menuduh para pemimpin Uni Eropa mengambil peran yang semakin aktif dalam konflik di Ukraina, sesuatu yang ia perkirakan akan menjadi isu utama dalam pemilu Uni Eropa musim panas mendatang.

Berbicara dalam sebuah wawancara dengan radio publik Hungaria dari Brussels pada hari Jumat (22/3), Orban mengatakan “para pemimpin berbicara seolah-olah mereka sendiri berperang melawan Rusia. Tidak seperti kita yang mengatakan, ‘Lihat, ini adalah perang antara Rusia dan Ukraina. Ini bukan perang kita.”

Pada hari Kamis (21/3), Hungaria menolak untuk mendukung upaya yang dipimpin Ceko untuk memperoleh amunisi yang sangat dibutuhkan oleh Ukraina dari negara-negara ketiga di luar Uni Eropa.

Sementara itu, perdana menteri Hungaria yang populis itu mengucapkan selamat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin atas kemenangannya dalam pemilu yang dikritik oleh sebagian besar pemimpin Barat karena dianggap tidak bebas dan tidak adil.

Pemimpin Hungaria itu adalah satu-satunya pemimpin negara Uni Eropa yang mengucapkan selamat kepada Putin atas terpilihnya kembali Putin, yang akan memperpanjang kekuasaannya di Rusia selama hampir seperempat abad hingga enam tahun ke depan.

Dalam suratnya kepada Putin, ia mengatakan bahwa kerja sama antara Hungaria dan Rusia, “berdasarkan rasa saling menghormati, memungkinkan terjadinya diskusi penting bahkan dalam konteks geopolitik yang menantang.”
Dia juga menunjukkan apa yang disebutnya sebagai “komitmen terhadap perdamaian” Hungaria, yang berbentuk seruan berulang kali untuk segera melakukan gencatan senjata di Ukraina tanpa menguraikan dampak dari langkah tersebut terhadap integritas wilayah Ukraina.

Pemerintahan Orban telah mengambil pendekatan yang berbeda terhadap perang di Ukraina dibandingkan dengan sekutu-sekutunya di Uni Eropa dan NATO sejak Rusia memulai invasi besar-besaran lebih dari dua tahun lalu.

Hungaria menolak untuk memasok senjata ke Ukraina atau mengizinkan pengiriman senjata melintasi perbatasannya, dan menunda upaya UE untuk memasok dana yang sangat dibutuhkan oleh Ukraina.

Hungaria juga berupaya memperdalam kesepakatan energi dengan Moskow bahkan ketika negara-negara lain di Eropa telah mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil Rusia.

Pendekatan Orban itu telah menyebabkan ketegangan yang signifikan dengan pemerintah Ukraina dan mitra-mitranya di UE. [lt/uh]

Forum

XS
SM
MD
LG