Tautan-tautan Akses

Program Perintis di Australia Berhasil Turunkan 10% Kelahiran Bayi Prematur


ILUSTRASI - Seorang bayi yang lahir prematur terbaring di dalam inkubator di unit perawatan intensif neonatal di rumah sakit al-Thawra di ibu kota Yaman, Sanaa pada 24 Maret 2021. (Mohammed HUWAIS / AFP)
ILUSTRASI - Seorang bayi yang lahir prematur terbaring di dalam inkubator di unit perawatan intensif neonatal di rumah sakit al-Thawra di ibu kota Yaman, Sanaa pada 24 Maret 2021. (Mohammed HUWAIS / AFP)

Mendekati masa kehamilan cukup bulan atau aterm akan meningkatkan peluang bayi hidup sehat. Dalam sebuah program yang pertama di dunia, pakar kesehatan di ibu kota Australia berupaya menurunkan jumlah kelahiran bayi prematur di Australia. 

Heidi Walsh berusia tujuh tahun dan sangat sehat. Namun ketika lahir, ia harus berjuang untuk tetap hidup.

Sheree Walsh, ibu Heidi, mengatakan, "Salah seorang perawat menggendongnya ketika ia lahir. Ia sangat, sangat kecil. Dan saya berdoa agar dia tetap bernapas."

Memiliki berat badan sekitar 600 gram, Heidi lahir pada usia 25 minggu. Heidi melewatkan 147 hari pertama dalam hidupnya di Unit Perawatan Intensif Neonatal (NICU). Tujuh tahun kemudian, masalah mata dan fisik yang kurang kuat menjadi satu-satunya tanda bahwa Heidi lahir prematur.

Sheere mengatakan, "Itu merupakan perjalanan yang sulit, dan banyak tantangan yang dihadapi karena memiliki bayi prematur."

Kini, tantangan yang dihadapi para orang tua di Australia semakin berkurang. Itu sebagian berkat program pencegahan yang dilakukan oleh 63 rumah sakit. Setelah tiga tahun berjalan, program kehamilan itu dapat mengurangi kelahiran prematur sebesar 10 persen.

Program Perintis di Australia Berhasil Turunkan 10% Kelahiran Bayi Prematur
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:35 0:00

Dr Jonathan Morris dari Australian Preterm Birth Prevention Alliance (Aliansi Pencegahan Kelahiran Prematur Australia) mengatakan, "Itu berarti 4.000 bayi yang seharusnya lahir prematur, dapat lahir tepat waktu. Ini artinya mereka dapat menghabiskan waktu bersama ibu mereka, kemungkinan lebih sehat pada tahun pertama dan memiliki kinerja yang lebih baik di kemudian hari."

Keberhasilan ini berpusat pada layanan yang berkesinambungan, ditingkatkannya pemantauan selama masa kehamilan dan mendorong ibu hamil agar melahirkan pada masa kehamilan penuh.

ILUSTRASI - Perempuan suku asli Australia berisiko melahirkan bayi prematur dua kali lipat dibandingkan dengan ibu nonpribumi.
ILUSTRASI - Perempuan suku asli Australia berisiko melahirkan bayi prematur dua kali lipat dibandingkan dengan ibu nonpribumi.

Dr Barb Vernon dari Women’s Healthcare Australasia, mengatakan, "Jadi ini benar-benar membantu perempuan untuk memahami bahwa setiap minggu itu berharga."

Perempuan suku asli Australia berisiko melahirkan bayi prematur dua kali lipat dibandingkan dengan ibu nonpribumi. Dan sejauh ini, semua upaya untuk mengubah tren itu hanya berdampak kecil.

Para pakar mengatakan, peningkatan jumlah tenaga kerja medis Pribumi menjadi sasaran yang ingin dicapai dalam jangka panjang.

Selain itu mereka juga mengatakan bahwa apa yang dapat dilakukan saat ini adalah mendidik para bidan dan memberi informasi yang lebih baik mengenai keselamatan sesuai adat istiadat.

Dr Kiarna Brown, seorang dokter kandungan mengatakan, "Kami perlu memastikan bahwa perempuan dan keluarga merasa aman, merasa dihargai, mereka mempercayai hubungan mereka dengan para dokter dan layanan kesehatan memberikan pelayanan yang berarti bagi mereka." [lj/uh]

Forum

XS
SM
MD
LG