Tautan-tautan Akses

Tim Negosiator Polri Bebaskan Bripka Iwan Sarjana dari Penyanderaan Napi Teroris


Kadiv Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto dan Karopenmas Humas Polri Brigadir Jenderal Muhamad Iqbal di Mako Brimob Kamis 10 Mei 2018. (Foto VOA/Andylala)
Kadiv Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto dan Karopenmas Humas Polri Brigadir Jenderal Muhamad Iqbal di Mako Brimob Kamis 10 Mei 2018. (Foto VOA/Andylala)

Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan pendekatan persuasif kepada narapidana terorisme dilakukan oleh tim negosiator dalam pembebasan Bripka Iwan Sarjana.

Bripka Iwan Sarjana yang menjadi sandera napi terorisme di Rumah Tahanan Markas Komando (Rutan Mako Brimob) Kelapa Dua Depok, berhasil dibebaskan. Anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror itu berhasil diselamatkan pada Kamis (10/5) sekitar jam 00.00 WIB setelah 27 jam disandera.

Kepala Divisi (Kadiv) Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto di Mako Brimob, Rabu (9/5) menjelaskan tim negosiator mengupayakan pendekatan persuasif kepada para napi teroris dalam pembebasan Iwan Sarjana.

"Sandera anggota Polri atas nama Brigadir Iwan Sarjana sudah berhasil dibebaskan dalam keadaan hidup," kata Setyo.

Begitu dibebaskan, lanjut Iqbal, Iwan Sarjana langsung di bawa ke Rumah Sakit Polri kramat Jati untuk mendapatkan perawatan.

"Kondisinya luka-luka. Luka lebam di bagian muka dan beberapa bagian tubuhnya. Dan sekarang dibawa ke rumah sakit Polri untuk dirawat selanjutnya," imbuhnya.

Para narapidana terorisme ini tambah Setyo, menyerahkan Iwan Sarjana setelah sebelumnya minta dipasok makanan.

"Negosiasi. Mereka minta makanan, minta dukungan makanan. Maka kita bujuk mereka untuk mau membebaskan dulu," lanjut Setyo.

Negosiasi kepada napi terorisme lanjut Setyo masih dilakukan oleh tim negosiator. Hal ini dilakukan mengingat para napi teror ini masih menguasai persenjataan.

"Tapi negosiasi-negosiaasi yang lain masih kita lakukan, karena senjata masih ada di dalam. Ada tim negosiator Polri. Karena senjata ini kan masih rawan untuk melakukan sesuatu hal," kata Setyo.

Tim Negosiator Polri Bebaskan Bripka Iwan Sarjana Dari Penyanderaan Napi Teroris
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:54 0:00

5 Polisi yang Tewas Menderita Luka Dalam di Leher & Kepala

Kerusuhan di Mako Brimob terjadi sejak Selasa (8/5) malam. Dalam kerusuhan ini, lima orang anggota Densus 88 meninggal dunia. Mereka adalah Briptu Fandi Setio Nugroho, Bripda Syukron Fadhli Idensos, Bripda Wahyu Catur Pamungkas, Ipda Yudi Rospuji Siswanto, dan Bripka Denny Setiadi. Kepala Biro Penerangan Humas Polri Brigadir Jenderal Muhammad Iqbal menjelaskan para korban tewas umumnya menderita luka dalam di bagian leher dan kepala.

"Mayoritas luka akibat senjata tajam di leher. Dan luka itu sangat dalam. Ada juga satu orang luka di kepala akibat tembakan. Juga ada luka di dada kanan. Mayoritas rekan-rekan kami yang gugur luka pada sekujur tubuh. Paha lengan jari, akibat senjata tajam," ujar Iqbal.

Teroris Oman Rochman alias Aman Abdurrahman yang didakwa sebagai otak di balik bom Thamrin disebut-sebut pada kerusuhan napi terorisme di Mako Brimob Kelapa Dua Depok. Salah satu tuntutan para narapidana yang menyandera polisi di Mako Brimob itu adalah bertemu dengan Aman Abdurrahman. Setyo Wasisto tidak menjelaskan tuntutan seperti apa yang diminta oleh narapidana terorisme di Mako Brimob dalam kaitannya dengan Aman Abdurrahman. Setyo menyatakan, tuntutan sebenarnya dari para napi tidak jelas. Sebab, kerusuhan bermula dari masalah makanan.

Di lain sisi, satu napi terorisme bernama bernama Beni Samsu Trisno. terpaksa dilumpuhkan polisi karena berusaha merebut senjata milik petugas. [aw/em]

Recommended

XS
SM
MD
LG