Ibu Teresa merupakan sosok bersahaja yang mengasihi banyak orang tanpa mengharapkan balasan.
“Orang kelaparan akan roti, benar-benar kelaparan. Tetapi ada kelaparan yang lebih parah yaitu kelaparan akan kasih," ujar mendiang Ibu Teresa ketika masih hidup.
Menghibur warga yang menderita, menawarkan tempat penampungan kepada tuna wisma, dan membantu warga yang paling miskin merupakan pekerjaan Ibu Teresa selama hidupnya.
Anjeza Gonxhe Bojaxhiu lahir pada 26 Agustus 1910, anak ketiga dari orangtua Albania, in Skopje, Masedonia. Dia dibesarkan di keluarga kelas menengah, dan pada usia 18 tahun memutuskan menjadi seorang biarawati. Dia bergabung dengan Loretta Order, awalnya sebagai murid dan kemudian sebagai guru di sekolah Katolik Roma khusus perempuan di Kolkata, India.
Profesor Gëzim Alpion mengatakan dia kemudian meninggalkan pekerjaannya sebagai guru untuk mendedikasikan hidupnya untuk membantu kaum miskin di permukiman-permukiman kumuh di kota itu – dan memulai kongregasi baru, Misionaris Amal.
"Ibu Teresa, sejak awal mengatakan bahwa dia tidak perlu dana dari Vatikan, dan dia dan para pengikutnya, hidup dari amal. Itu adalah visi baru yang dipraktikkan Ibu Teresa, dengan bekerja di wilayah paling miskin di Kolkata. Dan dia melakukannya dengan integritas. Sungguh sosok yang pantas dikagumi,” kata Alpion.
Ibu Teresa harus berjuang keras menghadapi berbagai pihak. Pertama, untuk mendapatkan izin dari Gereja Katolik Roma untuk melakukan kerja kemanusiaan. Dan kemudian dengan para penduduk setempat yang mengira misinya adalah menyebarkan agama Kristen.
Tetapi mereka kemudian menyadari dia tidak menghendaki hal lain selain hidup dengan warga miskin dan meringankan penderitaan mereka.
Ibu Teresa dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1979. Pada upacara itu, dia mengatakan tentang kebahagiaannya dalam menyebarkan perdamaian, mengasihi satu sama lain, dan kebahagiaannya mengakui bahwa orang yang paling miskin adalah “saudara kami.”
Pada tahun 2003, Ibu Teresa dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II. Dia akan dikanonisasi oleh Paus Fransiskus di Vatikan pada 4 September tahun ini.
Misionaris Amal, organisasi yang awalnya dia dirikan dengan hanya 20 biarawati, kini telah berkembang dan melakukan kegiatan di lebih dari 130 negara, dengan lebih dari 4.500 biarawati yang memberikan layanan gratis kepada warga yang paling miskin. [vm/al]