BERLIN —
Sebuah tim dari Amerika dan Kenya telah mengembangkan sebuah penghala Internet baru yang telah mengundang pembicaraan.
Penghala, atau router dalam Bahasa Inggris, adalah sebuah alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai penghalaan.
Penghala baru ini ramai dibicarakan karena harganya terjangkau, dan merupakan solusi yang dapat diandalkan bagi mereka yang tanpa koneksi Internet yang konsisten. Alat ini dapat bekerja saat disambungkan ke aliran listrik atau tenaga baterai, dapat melompat antara jaringan, dan menjadi area bersinyal yang bergerak (mobile hotspot) untuk berbagai alat. Tim tersebut mempresentasikan alat itu, yang disebut Brck (dibaca Brick) pada konferensi teknologi Re:publica di Berlin.
Erik Hersman dan timnya di Nairobi telah menciptakan apa yang mereka sebut penghala pertama yang dibuat khusus untuk Afrika. Penghala ini digerakkan dengan baterai dan tidak halus. Alat ini menarik perhatian di Eropa dan Amerika Serikat. Dalam waktu seminggu, tim ini telah mendapatkan setengah dari biaya yang ditargetkan dari laman pengumpulan dana Kickstarter.com.
"Apa yang kami miliki ini adalah prototipe versi enam. Ukurannya akan berkurang dan lebih tipis," ujarnya di Berlin.
Brck bekerja dengan tenaga dan Internet yang dapat diandalkan untuk menyediakan koneksi untuk seluruh desa.
Blogger Al Banda dari Kamerun mengatakan alat yang ia lihat pertama kali di Berlin tersebut menarik perhatian karena dapat memecahkan masalah seperti yang ia alami.
"Di Kamerun, dalam komunitas kami, listrik sering padam dan akibatnya tidak ada akses untuk Internet. Penyedia layanan Internet tidak memberikan jasa seperti yang mereka klaim. Jadi solusi ini adalah jawaban Afrika untuk masalah di Afrika," ujar Banda.
James Clardy, seorang konsultan bisnis dari Texas, mengatakan ia sudah membeli sebuah Brck dan memperkirakan akan juga menjadi alat yang populer di negara maju.
"Saya mengeksplorasi penggunaan teknologi ini untuk membangun teknologi kesehatan, membangun teknologi obat. Jadi memiliki alat yang dapat dibawa-bawa seperti ini untuk mendapat koneksi Internet memberikan banyak nilai untuk saya sebagai pengembang teknologi," ujar Clardy.
Hersman mengatakan alat itu dapat bekerja pada koneksi Internet apa saja yang tersedia dan sumber tenaga apa pun..
"Jika koneksi Internet Anda bermasalah, alat ini akan beralih ke kartu SIM, jadi Anda akan mendapat konektivitas 3G, yang berarti Anda tidak usah menghubungkannya dengan listrik dan dapat membawanya ke mana pun Anda pergi, dan memiliki konektivitas sepanjang jalan," ujarnya.
Hersman mengatakan pada peserta konferensi di Berlin bahwa produksi akan dimulai jika perusahaannya mencapai dana yang diharapkan di Kickstarter yaitu US$125.000.
Perusahaan tersebut berencana membuat 500 sampai 1.000 alat selama produksi, yang sebagian besar akan disalurkan ke Afrika dan India. Masing-masing alat akan dihargai sekitar $100. (VOA/Michael Scaturro)
Penghala, atau router dalam Bahasa Inggris, adalah sebuah alat yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai penghalaan.
Penghala baru ini ramai dibicarakan karena harganya terjangkau, dan merupakan solusi yang dapat diandalkan bagi mereka yang tanpa koneksi Internet yang konsisten. Alat ini dapat bekerja saat disambungkan ke aliran listrik atau tenaga baterai, dapat melompat antara jaringan, dan menjadi area bersinyal yang bergerak (mobile hotspot) untuk berbagai alat. Tim tersebut mempresentasikan alat itu, yang disebut Brck (dibaca Brick) pada konferensi teknologi Re:publica di Berlin.
Erik Hersman dan timnya di Nairobi telah menciptakan apa yang mereka sebut penghala pertama yang dibuat khusus untuk Afrika. Penghala ini digerakkan dengan baterai dan tidak halus. Alat ini menarik perhatian di Eropa dan Amerika Serikat. Dalam waktu seminggu, tim ini telah mendapatkan setengah dari biaya yang ditargetkan dari laman pengumpulan dana Kickstarter.com.
"Apa yang kami miliki ini adalah prototipe versi enam. Ukurannya akan berkurang dan lebih tipis," ujarnya di Berlin.
Brck bekerja dengan tenaga dan Internet yang dapat diandalkan untuk menyediakan koneksi untuk seluruh desa.
Blogger Al Banda dari Kamerun mengatakan alat yang ia lihat pertama kali di Berlin tersebut menarik perhatian karena dapat memecahkan masalah seperti yang ia alami.
"Di Kamerun, dalam komunitas kami, listrik sering padam dan akibatnya tidak ada akses untuk Internet. Penyedia layanan Internet tidak memberikan jasa seperti yang mereka klaim. Jadi solusi ini adalah jawaban Afrika untuk masalah di Afrika," ujar Banda.
James Clardy, seorang konsultan bisnis dari Texas, mengatakan ia sudah membeli sebuah Brck dan memperkirakan akan juga menjadi alat yang populer di negara maju.
"Saya mengeksplorasi penggunaan teknologi ini untuk membangun teknologi kesehatan, membangun teknologi obat. Jadi memiliki alat yang dapat dibawa-bawa seperti ini untuk mendapat koneksi Internet memberikan banyak nilai untuk saya sebagai pengembang teknologi," ujar Clardy.
Hersman mengatakan alat itu dapat bekerja pada koneksi Internet apa saja yang tersedia dan sumber tenaga apa pun..
"Jika koneksi Internet Anda bermasalah, alat ini akan beralih ke kartu SIM, jadi Anda akan mendapat konektivitas 3G, yang berarti Anda tidak usah menghubungkannya dengan listrik dan dapat membawanya ke mana pun Anda pergi, dan memiliki konektivitas sepanjang jalan," ujarnya.
Hersman mengatakan pada peserta konferensi di Berlin bahwa produksi akan dimulai jika perusahaannya mencapai dana yang diharapkan di Kickstarter yaitu US$125.000.
Perusahaan tersebut berencana membuat 500 sampai 1.000 alat selama produksi, yang sebagian besar akan disalurkan ke Afrika dan India. Masing-masing alat akan dihargai sekitar $100. (VOA/Michael Scaturro)