DENPASAR —
Siswa siswi Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 3 Denpasar memiliki cara tersendiri untuk menyampaikan saran dan kritik kepada kepala negara lewat buku berjudul “Surat untuk Presiden.”
Buku hasil karya kelompok jurnalis Mayapadma dari SMU Negeri 3 Denpasar tersebut berisikan 19 surat yang ditujukan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Permasalahan yang disampaikan para siswa dalam buku setebal 80 halaman tersebut cukup beragam mulai dari masalah pendidikan, pengelolaan migas, pertanian, kebijakan pemerintah, hingga kemiskinan.
Dalam peluncuran buku di Denpasar, Sabtu (24/8), ketua Madyapadma I Gusti Agung Made Yogiswara mengatakan “Surat untuk Presiden” dibuat sebagai upaya menampung isi hati dan pikiran siswa siswi yang hendak disampaikan kepada presiden.
“Apresiasi pemikiran-pemikiran remaja itu dikumpulkan dan dijadikan sebuah buku, untuk harapannya Pak Presiden bisa membaca buku tersebut. Tentunya para penulis sangat bangga karena apresiasi atau pesan kepada Presiden tersebut tersampaikan dalam sebuah buku,” ujarnya.
Salah satu surat dalam buku “Surat untuk Presiden” berjudul “Kami Korban Kebijakan” ditulis oleh Ida Ayu Sintya Dewi, yang mengingatkan Presiden agar tidak plin-plan dalam mengambil kebijakan, seperti saat pemerintah merencanakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
“Pemerintah itu plin-plan. Contoh sederhananya BBM, pada saat saya menulis ini itu gonjang-ganjing BBM akan naik tetapi tiba-tiba tidak jadi naik sedangkan rakyatnya sudah panik duluan,” ujarnya.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kota Denpasar Wayan Suparta mengatakan akan membantu memfasilitasi pengiriman buku tersebut kepada Presiden Yudhoyono.
“Ini menjadi inspirasi bagi beliau-beliau untuk pembenahan dalam mengambil kebijakan-kebijakan dalam rangka pembenahan negara kita ini. Dan kita tahu hasil pemikiran anak-anak itu adalah orisinil belum terkontaminasi dengan hal-hal lingkungan sekitar, apalagi politik,” ujarnya.
Selain meluncurkan “Surat untuk Presiden”, siswa siswi SMUN 3 Denpasar juga meluncurkan buku karikatur yang berjudul “Bali Hahaha Hihihi”, yang menggambarkan perilaku masyarakat Bali dengan nuansa humor.
Buku hasil karya kelompok jurnalis Mayapadma dari SMU Negeri 3 Denpasar tersebut berisikan 19 surat yang ditujukan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Permasalahan yang disampaikan para siswa dalam buku setebal 80 halaman tersebut cukup beragam mulai dari masalah pendidikan, pengelolaan migas, pertanian, kebijakan pemerintah, hingga kemiskinan.
Dalam peluncuran buku di Denpasar, Sabtu (24/8), ketua Madyapadma I Gusti Agung Made Yogiswara mengatakan “Surat untuk Presiden” dibuat sebagai upaya menampung isi hati dan pikiran siswa siswi yang hendak disampaikan kepada presiden.
“Apresiasi pemikiran-pemikiran remaja itu dikumpulkan dan dijadikan sebuah buku, untuk harapannya Pak Presiden bisa membaca buku tersebut. Tentunya para penulis sangat bangga karena apresiasi atau pesan kepada Presiden tersebut tersampaikan dalam sebuah buku,” ujarnya.
Salah satu surat dalam buku “Surat untuk Presiden” berjudul “Kami Korban Kebijakan” ditulis oleh Ida Ayu Sintya Dewi, yang mengingatkan Presiden agar tidak plin-plan dalam mengambil kebijakan, seperti saat pemerintah merencanakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
“Pemerintah itu plin-plan. Contoh sederhananya BBM, pada saat saya menulis ini itu gonjang-ganjing BBM akan naik tetapi tiba-tiba tidak jadi naik sedangkan rakyatnya sudah panik duluan,” ujarnya.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kota Denpasar Wayan Suparta mengatakan akan membantu memfasilitasi pengiriman buku tersebut kepada Presiden Yudhoyono.
“Ini menjadi inspirasi bagi beliau-beliau untuk pembenahan dalam mengambil kebijakan-kebijakan dalam rangka pembenahan negara kita ini. Dan kita tahu hasil pemikiran anak-anak itu adalah orisinil belum terkontaminasi dengan hal-hal lingkungan sekitar, apalagi politik,” ujarnya.
Selain meluncurkan “Surat untuk Presiden”, siswa siswi SMUN 3 Denpasar juga meluncurkan buku karikatur yang berjudul “Bali Hahaha Hihihi”, yang menggambarkan perilaku masyarakat Bali dengan nuansa humor.