Rentetan vonis yang keliru dari kasus-kasus terkenal telah turut menjatuhkan keyakinan umum pada pengadilan China, yang angka vonisnya hampir 100 persen bersalah dan sudah lama mengandalkan pengakuan yang dipaksa.
Dalam pidatonya pekan ini, Presiden Xi mengakui bahwa malpraktek, termasuk “ketidak adilan dan vonis yang keliru” tetap sebagai masalah. Demikian laporan kantor berita resmi Xinhua.
Pemimpin Partai Komunis itu mengatakan masalah tersebut akan menghambat kemajuan kekuasaan hukum, dan merusak keadilan sosial dan keadilan, apabila masalah ini tidak ditanggulangi “pada waktunya”.
Tetapi Xi menekankan partai akan terus mempunyai wewenang atas pengadilan, dengan mengatakan ini “merupakan sifat khas yang mendasar dan keunggulan politik tata-keadilan sosialis.”