Tautan-tautan Akses

Aktivis Serukan Disney Ciptakan Karakter Putri Penyandang Disabilitas


ILUSTRASI - Salah satu aula pameran yang didedikasikan untuk peringatan 100 tahun studio Walt Disney di Philadelphia, AS. (Courtesy:Walt Disney)
ILUSTRASI - Salah satu aula pameran yang didedikasikan untuk peringatan 100 tahun studio Walt Disney di Philadelphia, AS. (Courtesy:Walt Disney)

Seorang aktivis disabilitas berharap Walt Disney akan menciptakan karakter putri penyandang disabilitas. Kampanyenya mendapat dukungan dari tokoh-tokoh terkenal Hollywood. 

Hannah Diviney sejak lahir didiagnosis menderita cerebral palsy, gangguan saraf yang membatasi kemampuan seseorang untuk bergerak dan menjaga keseimbangan tubuh.

Perempuan Australia berusia 23 tahun itu menggelar kampanye yang menyerukan agar rumah produksi Disney menciptakan seorang putri penyandang disabilitas. "Alasan khusus untuk itu adalah karena putri-putri Disney adalah yang paling banyak terlihat," jelasnya.

Warga Sydney tersebut telah berhasil mengumpulkan sedikitnya 64.000 tanda tangan orang-orang yang mendukung kampanyenya itu sejak diluncurkan pada 2020. Mereka yang mendukung termasuk aktor dan aktris papan atas Hollywood seperti Reese Witherspoon, Jameela Jamil dan Mark Hamill.

Ia berharap putri yang diciptakan Disney bisa membuka mata banyak orang untuk lebih menerima para penyandang disabilitas, seperti dirinya. Sebagai informasi saja, cerebral palsy diderita oleh sekitar 0,1 persen dari hampir 26 juta penduduk Australia.

Aktivis disabilitas, Hannah Diviney, duduk di kamarnya di rumahnya di Sydney, Australia, 1 Februari 2023. (REUTERS/Cordelia Hsu)
Aktivis disabilitas, Hannah Diviney, duduk di kamarnya di rumahnya di Sydney, Australia, 1 Februari 2023. (REUTERS/Cordelia Hsu)

Diviney tidak tanggung-tanggung menggelar kampanyenya. Pada tahun 2022, ia mengecam penyanyi Beyonce dan Lizzo di Twitter karena menggunakan kata “spaz” dalam lirik lagu-lagu mereka.

Spaz dipandang sebagai istilah yang menghina mereka yang menyandang spastic diplegia.

Dalam cuitannya di Twitter yang kemudian viral, Diviney mengatakan, "Hei Lizzo, kelumpuhan otak saya secara harfiah diklasifikasikan sebagai spastic diplegia, di mana spastisitas mengacu pada rasa sesak yang menyakitkan di kaki saya, jadi lagu baru Anda membuat saya sangat marah dan sedih. 'spaz' tidak berarti ketakutan atau gila. Ini adalah hinaan. Ini tahun 2022. Lakukan hal yang lebih baik."

Kedua penyanyi tersebut belakangan menghapus kata tersebut dan merekam kembali lagu mereka.

Aktivis Serukan Disney Ciptakan Karakter Putri Penyandang Disabilitas
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:28 0:00

Diviney mengatakan,"Saya tidak tahu bahwa mengubah lirik lagu adalah pilihan, tetapi ternyata beberapa hari kemudian saya mendapat pesan dari seorang teman yang mengatakan, 'Ia mengubahnya, periksa Instagramnya!' Ternyata Lizzo bilang pada intinya ia tidak tahu bahwa kata itu menghina.”

Selain berkampanye, Diviney juga bekerja sebagai editor untuk platform berita online untuk perempuan dan baru-baru ini membintangi serial TV Australia "Latecomers."

Ia mengatakan, ia ingin menggunakan suaranya untuk perbaikan nasib para penyandang disabilitas. “Saya berharap dalam beberapa dekade mendatang akan ada banyak penyandang disabilitas, beberapa di antaranya bahkan mungkin belum lahir, yang dapat memiliki kehidupan yang lebih besar, lebih baik, lebih mudah, lebih inklusif karena hal-hal yang saya lakukan. Itulah tujuan akhir saya," pungkasnya. [ab/uh]

Forum

XS
SM
MD
LG