Tautan-tautan Akses

Bar yang Tidak Menyediakan Minuman Beralkohol, Jadi Tempat Baru Bersosialisasi


Binge Bar ikut berpartisipasi dalam salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh Femme Fatale di Washington DC. (Foto: Facebook/Binge Bar)
Binge Bar ikut berpartisipasi dalam salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh Femme Fatale di Washington DC. (Foto: Facebook/Binge Bar)

Sementara kebanyakan warga Amerika masih mengkonsumsi minuman beralkohol, sebagian lagi memilih untuk menghindarinya. Sebuah bar yang berlokasi Washington DC yang dinamakan Binge Bar terbilang unik. Inilah bar pertama di Washington DC yang tidak memiliki minuman beralkohol.

Gigi Arandid telah menjauhi minuman beralkohol selama enam tahun. Pada bulan Februari, ia membuka Binge Bar, sebuah bar yang tidak menyediakan minuman beralkohol, bar pertama semacam itu di ibukota AS.

Sejak berhenti mengonsumsi minuman beralkohol, ia ingin pergi ke bar yang tidak menyediakan minuman keras. Namun semua bar yang berada di Washington DC menyuguhkan minuman beralkohol.

Gigi mengatakan, "Tepat pada saat saya berhenti minum alkohol, yaitu pada tahun 2018, saya sedang dalam penerbangan ke Republik Dominika. Saya membaca sebuah artikel dalam majalah yang disediakan di dalam pesawat tentang sebuah bar nonalkohol di Austin, Texas. Pada tahun 2020, ruangan ini tersedia untuk disewakan. Saya teringat oleh artikel tersebut dan selanjutnya, saya membuka bar ini."

Binge Bar langsung menjadi populer di kalangan warga lokal. Banyak yang mengatakan, mereka merasa lega dapat duduk di bar tanpa risih karena memesan minuman yang tidak mengandung alkohol.

Lessel Malbon, seorang pengunjung bar itu mengatakan, "Saya berada di sini tiga atau empat kali seminggu. Orang-orang di sini sudah seperti keluarga saya sendiri. Anda kini tidak perlu merasa khawatir karena tidak mengonsumsi minuman keras."

Sebuah hasil penelitian baru mulai menyatakan bahwa mengonsumsi alkohol bahkan dalam jumlah sedang saja berisiko terhadap kesehatan. Gigi Arandid, pemilik Binge Bar, sudah mengenal minuman beralkohol sejak usia muda.

"Minuman keras menjadi tempat pelarian bagi saya. Minuman itu diperkenalkan kepada saya sejak masih muda. Di Filipina, Anda dapat mengonsumsi minuman keras pada usia 16 tahun. Ingatan pertama saya tentang alkohol adalah ketika saya berusia empat tahun, saya diberi minuman itu untuk mencobanya."

Bagi pengunjung bar yang menyukai atau yang tidak menyukai minuman beralkohol, bersosialisasi dapat menjadi hal yang sulit. Bar semacam ini dapat menjadi tempat bermanfaat sebagai terapi untuk mengatasi masalah tersebut.

Bar yang Tidak Menyediakan Minuman Beralkohol jadi Tempat Baru Bersosialisasi
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:53 0:00

Melalui Zoom, Joseph Volpicelli dari Institut Kecanduan Obat mengatakan, "Kebanyakan orang beranggapan bahwa seorang peminum alkohol yang berlebihan adalah orang yang tidak baik, egois dan selalu menyakiti orang lain. Jika kita lihat, minuman alkohol itu bukan sekadar masalah dosa atau kekuatan tekad tapi adalah penyakit, sebuah gangguan yang sering kali tidak dapat ditolong."

Para pakar mengatakan, mencari hobi baru untuk mengalihkan pikiran dari alkohol, dapat menolong orang yang sedang berupaya melepaskan diri dari lingkaran pengaruh alkohol.

Oleh sebab itulah, Arandid juga menyediakan berbagai kegiatan seperti yoga, pilates, dansa dan pertunjukan musik bar. [lj/uh]

Forum

XS
SM
MD
LG