Korea Utara, Jumat (8/5), mengecam apa yang disebutnya latihan militer Korea Selatan yang ceroboh dekat perbatasan laut yang disengketakan antara kedua negara, namun Korea Selatan membantah melakukan latihan di kawasan itu, di mana pernah terjadi sejumlah bentrokan berdarah antara kapal-kapal kedua negara.
Pertikaian itu muncul lima hari setelah kedua negara yang berseteru tersebut saling melepaskan tembakan di sepanjang perbatasan darat mereka yang menurut Seoul dimulai oleh Pyongyang. Tidak ada korban dilaporkan di kedua pihak, namun insiden itu mengingatkan adanya ketegangan yang terus berlanjut di semenanjung itu.
Sebuah pernyataan dari Kementerian Angkatan Bersenjata Korea Utara menuduh Korea Selatan memobilisasi jet-jet tempur dan kapal-kapal perang untuk latihan di perbatasan laut barat, Rabu. “Ini merupakan provokasi keras yang tidak bisa diabaikan dan situasi ini menuntut reaksi kami,” sebut pernyataan itu, yang dirilis melalui media pemerintah Korea Utara.
Korea Utara mengatakan, latihan-latihan militer yang dilakukan Korea Selatan melanggar kesepakatan 2018 yang menuntut kedua negara untuk berhenti melakukan latihan menembak di sepanjang perbatasan darat dan laut mereka untuk meredakan ketegangan di garis depan.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan, latihan-latihan militer yang mereka lakukan selama ini tidak melanggar kesepakatan karena berlangsung di perairan barat, atau sekitar 300 kilometer dari perbatasan laut. Seorang pejabat kementerian itu mengatakan, Korea Selatan telah dan sedang mempertahankan kesiapan militernya tanpa melanggar kesepakatan 2008.
Pad Minggu (3/5), Seoul mengatakan sejumlah peluru yang ditembakkan dari Korea Utara menghantam pos garda garis depan Korea Selatan sebelum militer Korea Selatan melepaskan 20 tembakan peringatan sebagai tanggapan. Korea Selatan kemudian mengirim pesan yang meminta penjelasan Korea Utara, namun Korea Utara belum menjawabnya, kata kementerian pertahanan itu. [ab/uh]