Presiden Tunisia menyatakan negara dalam keadaan darurat, Sabtu (4/7), delapan hari setelah seorang bersenjata menyerang sejumlah turis asing di sebuah resor pantai populer di Sousse, menewaskan 38 orang.
Belum jelas diketahui mengapa Presiden Beji Caid Essebsi memutuskan untuk menyatakan keadaan darurat, atau apa konsekuensinya. Kantor berita pemerintah mengatakan, presiden akan mengungkapkan alasannya melalui pidatonya yang akan disampaikan secara nasional hari ini.
Keadaan darurat sebelumnya -- yang memberi wewenang khusus kepada polisi dan militer, dan dicabut pada Maret 2014 – diberlakukan ketika terjadi revolusi pada tahun 2011 yang menggulingkan presiden yang lama berkuasa Zine el-Abidine Ben Ali.
Tunisia mengalami peningkatan aksi kekerasan dari kelompok-kelompok Muslim garis keras sejak revolusi itu. Puluhan polisi dan tentara tewas dalam revolusi tersebut.