Negara-negara Asia dan Pasifik sepakat mengkordinasikan aset internasional termasuk militer dalam menanggapi bencana alam.
Para diplomat pada konperensi keamanan 27 negara di Singapura hari Kamis setuju militer Filipina dan Amerika melakukan latihan pertolongan bersama tahun depan.
Para diplomat meminta disiapkan prosedur operasi yang standar dalam mengerahkan segala sumber dalam bencana alam seperti banjir, taufan, dan gempa bumi. Menteri luar negeri Singapura George Yeo mengatakan para diplomat juga membicarakan soal menyiapkan pasukan tertentu dalam siaga.
Yeo mengatakan bantuan tidak dapat dipaksakan kepada satu negara lain. Ia mengemukakan tentang masalah yang melambatkan upaya memberi bantuan di Birma menyusul taufan Nargis yang menerjang delta Irrawady bulan Mei lalu.
Pemerintah militer Birma yang terkenal tidak percaya pada
negara lain mencegah bantuan internasional masuk setelah beberapa minggu
bencana alam itu terjadi.
Pertolongan bencana dan sengketa perbatasan adalah agenda utama dalam
pertemuan hari ini Forum ASEAN di Singapura. Pertemuan tahunan itu dihadiri oleh
ke-10 negara anggota ASEAN dan 17 negara mitranya termasuk Amerika Serikat,
Jepang, Cina, Rusia, dan Uni Eropa.
Para diplomat itu telah membuat rancangan persetujuan yang mengizinkan kerjasama antara negara-negara anggota dalam menanggapi bencana alam, termasuk militer. Perjanjian itu dirancang setelah terjadinya dua bencana maut di kawasan itu bulan Mei – gempa bumi bersar-besaran di Cina barat daya, dan topan Nargis yang melanda delta Irrawati Birma.
Mereka juga akan membahas konfrontasi antara angkatan bersenjata Thailand dan Kamboja di daerah yang disengketakan di perbatasan bersama mereka. Dalam perkembangan lain, Korea Utara akan menanda-tangani perjanjian non-agresi dengan ASEAN dalam forum itu.