Kesepakatan tidak mengikat yang
disetujui para pemimpin dunia hari Jumat untuk memotong emisi gas rumah kaca
dan menurunkan pemanasan global menghadapi tentangan dari sejumlah negara
berkembang.
Delegasi dari negara pulau yang sangat kecil di Pasifik, Tuvalu, yang khawatir
negaranya akan tenggelam jika tingkat permukaan laut meningkat, mengatakan
dalam pertemuan terakhir di Kopenhagen hari Sabtu bahwa usaha itu tidak cukup.
Para delegasi dari beberapa negara Amerika Latin juga mengajukan protes, dengan
mengatakan negosiasi itu tidak mengikut-sertakan banyak negara.
Para pemimpin yang merundingkan kesepakatan itu setuju bahwa kesepakatan itu
tidak sempurna. Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan perasaannya campur
aduk, sedang Presiden Amerika Barack Obama mengatakan masih banyak yang harus
dilakukan.
Namun mereka mengatakan kesepakatan itu merupakan langkah penting pertama dalam
negosiasi yang sulit.
Kesepakatan itu tercapai setelah Obama mengadakan pertemuan hari Jumat dengan
para pemimpin Tiongkok, India, Afrika Selatan dan Brazil. Kesepakatan itu
menghendaki masing-masing negara menyerahkan rencana pengurangan emisi karbon
untuk membatasi pemanasan global hingga dua derajat Celcius.