Pasukan keamanan Israel bentrok di belasan lokasi dengan warga Palestina yang memprotes kebijakan Israel yang menurut mereka melanggar hak-hak mereka dan merebut tanah mereka.
Pasukan Israel hari Jumat menggunakan peluru karet, granat dan meriam air untuk membubarkan kelompok-kelompok warga Palestina yang melemparkan batu ke arah pos pemeriksaan Qalandia antara Yerusalem dan kota Ramallah di Tepi Barat.
Polisi yang menunggang kuda juga bentrok dengan para pengunjuk rasa di beberapa gerbang menuju Kota Tua di Yerusalem di mana pria Palestina berusia di bawah 40 tahun dilarang mengikuti sholat Jumat di Masjid Al-Aqsa, tempat suci terpenting ketiga bagi umat Muslim.
Penyelenggara menyebut protes itu sebagai Pawai Global menuju Yerusalem. Protes itu terjadi pada Hari Tanah tahunan Palestina yang memperingati kematian enam warga Palestina 36 tahun lalu dalam berbagai aksi protes di Tepi Barat.
Penyelenggara protes Salah Hawajeh mengatakan para demonstran memprotes pengambilalihan tanah Palestina oleh Israel. Dia mengatakan mereka bertujuan untuk melancarkan pergolakan internasional yang damai yang akan mengisolasi Israel secara politik dan ekonomi.
Seorang pemimpin organisasi pro Israel, Stand With Us, Michael Dickson, memberitahu Radio Israel bahwa para demonstran tidak damai. "Pada dasarnya mereka menyangkal hak eksistensi Israel untuk berdiri dan mereka ingin Israel tidak ada lagi. Jadi ini adalah pawai kekerasan dengan kedok anti-kekerasan. Dan kami mengutuk demonstrasi ini sepenuhnya."
Ribuan warga Palestina di Jalur Gaza berbaris ke sebuah tempat dekat persimpangan Erez sementara yang lainnya berkumpul di dekat persimpangan Khan Younis.
Di negara tetangga, Libanon dan Yordania, ribuan warga Palestina dan pendukung mereka berteriak dan melambaikan bendera tetapi tidak berupaya maju ke perbatasan Israel.
Para pejabat Israel mengatakan demonstrasi secara tertib akan diizinkan. Penyelenggara berjanji untuk menjaga agar demonstrasi tetap berjalan damai. Namun demikian, pasukan keamanan mengerahkan ribuan pasukan tambahan di seluruh pelosok Israel dan di perbatasan utara. Dan mereka menutup tempat-tempat penyeberangan selama 24 jam menuju Palestina di Tepi Barat.
Pawai serupa tahun lalu mengakibatkan 38 kematian ketika para pengunjuk rasa hendak menerobos masuk ke perbatasan Israel utara.
Pasukan Israel hari Jumat menggunakan peluru karet, granat dan meriam air untuk membubarkan kelompok-kelompok warga Palestina yang melemparkan batu ke arah pos pemeriksaan Qalandia antara Yerusalem dan kota Ramallah di Tepi Barat.
Polisi yang menunggang kuda juga bentrok dengan para pengunjuk rasa di beberapa gerbang menuju Kota Tua di Yerusalem di mana pria Palestina berusia di bawah 40 tahun dilarang mengikuti sholat Jumat di Masjid Al-Aqsa, tempat suci terpenting ketiga bagi umat Muslim.
Penyelenggara menyebut protes itu sebagai Pawai Global menuju Yerusalem. Protes itu terjadi pada Hari Tanah tahunan Palestina yang memperingati kematian enam warga Palestina 36 tahun lalu dalam berbagai aksi protes di Tepi Barat.
Penyelenggara protes Salah Hawajeh mengatakan para demonstran memprotes pengambilalihan tanah Palestina oleh Israel. Dia mengatakan mereka bertujuan untuk melancarkan pergolakan internasional yang damai yang akan mengisolasi Israel secara politik dan ekonomi.
Seorang pemimpin organisasi pro Israel, Stand With Us, Michael Dickson, memberitahu Radio Israel bahwa para demonstran tidak damai. "Pada dasarnya mereka menyangkal hak eksistensi Israel untuk berdiri dan mereka ingin Israel tidak ada lagi. Jadi ini adalah pawai kekerasan dengan kedok anti-kekerasan. Dan kami mengutuk demonstrasi ini sepenuhnya."
Ribuan warga Palestina di Jalur Gaza berbaris ke sebuah tempat dekat persimpangan Erez sementara yang lainnya berkumpul di dekat persimpangan Khan Younis.
Di negara tetangga, Libanon dan Yordania, ribuan warga Palestina dan pendukung mereka berteriak dan melambaikan bendera tetapi tidak berupaya maju ke perbatasan Israel.
Para pejabat Israel mengatakan demonstrasi secara tertib akan diizinkan. Penyelenggara berjanji untuk menjaga agar demonstrasi tetap berjalan damai. Namun demikian, pasukan keamanan mengerahkan ribuan pasukan tambahan di seluruh pelosok Israel dan di perbatasan utara. Dan mereka menutup tempat-tempat penyeberangan selama 24 jam menuju Palestina di Tepi Barat.
Pawai serupa tahun lalu mengakibatkan 38 kematian ketika para pengunjuk rasa hendak menerobos masuk ke perbatasan Israel utara.