Polygraph
Kamis 21 November 2024
-
“[K]ami selalu mengakui batas-batas Ukraina dalam kerangka perjanjian kami setelah runtuhnya Uni Soviet. … Namun kemudian, seperti diketahui, pimpinan Ukraina mengubah Undang-Undang Dasar dan mengumumkan keinginannya untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), dan kami tidak menyetujuinya.”
Ukraina abaikan kenetralan konstitusionalnya untuk mengejar keanggotaan UE dan NATO baru pada tahun 2019, beberapa tahun pasca Rusia mencaplok Krimea dan mendukung separatis pro-Rusia di Donbas. NATO mempertimbangkan keanggotaan Ukraina setelah Moskow menginvasi Georgia, yang memicu perang di Eropa. -
"...bukan tindakan Rusia yang memicu eskalasi di Ukraina, melainkan kudeta 2014, yang terutama didukung oleh Amerika Serikat. Bahkan diungkapkan kepada publik berapa banyak dukungan finansial yang dialokasikan pemerintah AS saat itu untuk mempersiapkan dan mengatur kudeta ini."
Dalam kurun waktu lebih dari 22 tahun antara runtuhnya Uni Soviet, saat Ukraina memperoleh kembali kemerdekaannya, dan Revolusi Martabat 2014, AS menginvestasikan $5 miliar untuk mendukung LSM dan program pembangunan demokrasi di Ukraina, bersama dengan inisiatif dalam mengamankan dan membongkar senjata pemusnah massal, bantuan militer, keamanan perbatasan, antiperdagangan manusia, antikorupsi, pengendalian narkotika, dan penegakan hukum. -
“[Tuduhan bergabungnya pasukan Korea Utara dalam perang Rusia di Ukraina] ini tampaknya lagi-lagi hanya sekadar informasi yang tidak benar.”
Pejabat Ukraina dan Korea Selatan telah melaporkan pengerahan pasukan Korea Utara ke perang Rusia di Ukraina. Media berita independen melaporkan sedikitnya enam personel militer Pyongyang telah tewas dalam pertempuran pada bulan Oktober 2024. -
“Harian The Washington Post, mengutip seorang pejabat tinggi Ukraina yang tidak disebutkan namanya, menyatakan bahwa jumlah [warga Ukraina] yang siap membuat konsesi teritorial untuk menyelesaikan konflik (dengan Rusia) terus bertambah. Jumlah warga yang tidak puas dengan tindakan sekutu Barat juga terus bertambah.”
AiF memilih kutipan-kutipan, menggunakannya di luar konteks, menghilangkan informasi penting, dan memutarbalikkan laporan The Washington Post agar sesuai dengan propaganda Kremlin. AiF juga salah mengaitkan semua kutipan dengan "pejabat senior Ukraina" sementara The Post mengutip beberapa sumber. -
“Republik Islam Iran pasti akan terus mendukung pemerintahan sah dan legal Presiden Maduro dengan seluruh kekuatannya, sebagaimana yang telah dilakukan (Teheran) di masa lalu.”
Sumber: Press TV Iran, 18 September 2024Oposisi Venezuela, yang menghadapi penindakan keras pasca pemilu, telah memberikan banyak bukti bahwa Maduro kalah dalam pemilihan presiden pada tanggal 28 Juli. -
Para pejabat Iran sebelumnya telah menggembar-gemborkan pengiriman rudal ke Rusia, sementara Moskow telah menggunakan pesawat tak berawak (drone) buatan Iran untuk melakukan serangan di Ukraina.
-
“Orang-orang dari semua kelompok etnis di China mendapat perlakuan setara dan hak serta kepentingan mereka yang sah dilindungi sepenuhnya. Xinjiang kini menikmati stabilitas sosial dan pertumbuhan ekonomi, dan orang-orang di sana hidup bahagia. Xinjiang berada pada titik terbaiknya dalam sejarah di mana orang-orang dari semua kelompok etnis bekerja sama untuk kehidupan yang lebih baik.”
Beijing terus menghalangi upaya untuk mengatasi pelanggaran yang terdokumentasi dengan baik terhadap warga Uighur dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang. -
"Kami memahami betul bahwa ini [penangkapan pendiri Telegram Pavel Durov] merupakan pukulan telak bagi kebebasan berbicara. Apa (sebenarnya) yang ingin mereka capai? -- tentu saja, Paris melakukannya atas saran tertentu dari Amerika Serikat -- mereka menginginkan kunci dari pengirim pesan ini."
Penegak hukum Prancis menuduh CEO Telegram Pavel Durov menyembunyikan informasi penting untuk penyelidikan kriminal. Tak ada bukti yang menunjukkan keterlibatan AS dalam penangkapannya. -
"Saya membaca informasi dari staf agensi bahwa dia bukan seorang jurnalis, tetapi semacam penasihat keamanan. Saya ulangi sekali lagi: serangan (Rusia) dilakukan terhadap infrastruktur militer, atau fasilitas yang terkait dengan infrastruktur militer (Ukraina)."
Hukum internasional dan hukum perang melindungi semua anggota kru pers sebagai warga sipil. Rusia memiliki sejarah yang terdokumentasi dalam menargetkan jurnalis asing sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk mengendalikan narasi atas perangnya di Ukraina. -
“MONKEYPOX (Mpox atau Cacar Monyet, red.) adalah penipuan.
Jangan patuhi. Tolak. • Pfizer ingin menghabiskan stok vaksin COVID-19 setelah orang-orang menjauhinya. • Kaum elit politisi Afrika yang korup ingin mengalihkan pemberontakan GenZ yang tengah marak. Mpox adalah (bentuk) penipuan lain oleh penjahat WHO.’’Mpox telah menewaskan 517 orang dan menginfeksi 17.000 orang sepanjang tahun ini saja di Afrika. Dengan mutasi baru yang lebih agresif, virus ini telah meningkat menjadi krisis kesehatan global. Vaksin COVID-19 tidak berlaku untuk pencegahan mpox. Jynneos, vaksin yang digunakan untuk mencegah cacar, digunakan untuk mengobati virus mpox. -
“Tindakan Ukraina merupakan aksi teroris yang nyata. Tidak seorang pun menyembunyikan fakta bahwa senjata Amerika telah menjadi senjata pembunuh bagi warga sipil Rusia. Serangan terhadap sekolah-sekolah, rumah-rumah sakit, ambulans, dan bangunan tempat tinggal di (wilayah) Rusia tidak dapat dianggap sebagai hak (Ukraina) untuk membela diri.”
Ukraina memiliki hak berdasarkan hukum internasional untuk memperluas operasi (militer)nya ke wilayah Rusia, dan menyerang target-target militer Rusia, dalam rangka mempertahankan diri terhadap agresi Moskow. -
“Tidak ada protes antipemerintah, tetapi yang ada hanya kantong-kantong kekerasan dengan tujuan mengganggu stabilitas yang berupaya menciptakan kondisi bagi (masuknya) intervensi asing dengan menyebarkan kekacauan di wilayah nasional.”
Bukti menunjukkan pemerintah Venezuela mengatur pemilu presiden, yang memicu protes massa yang coba diredam dan didiskreditkan oleh pihak berwenang.