Sebuah peristiwa kekerasan dan pembunuhan yang berlangsung 24 jam telah menutup kota terbesar di Pakistan.
Kebanyakan toko dan bisnis di Karachi tutup Sabtu, setelah kelompok orang bersenjata menembak dan menewaskan 14 orang dalam sebuah aksi membabi buta yang dimulai Jumat dan berlangsung terus sepanjang malam.
Pemimpin salah satu partai politik di Karachi yang terbesar, Waseem Ahmed dari Gerakan Muttahida Qaumi menyalahkan pemerintah.
Pemilik toko di Karachi, Mohammad Ameen khawatir berapa lama lagi pertempuran ini akan berlangsung.
Sementara itu, warga paling miskin di Karachi mengatakan mereka yang paling menderita. Buruh harian Malik Faizan mengatakan ia tidak bisa mencari uang.
Ratusan orang tewas di Karachi dalam tahun-tahun terakhir dalam gelombang kekerasan yang mirip.
Banyak pembunuhan diduga dilakukan geng-gent etnis yang terkait dengan faksi-faksi politik yang bersaing seperti Gerakan Muttahida Qaumi yang mayoritas Urdu dan Partai Nasional Awami terdiri dari migran Pashtun.
Kebanyakan toko dan bisnis di Karachi tutup Sabtu, setelah kelompok orang bersenjata menembak dan menewaskan 14 orang dalam sebuah aksi membabi buta yang dimulai Jumat dan berlangsung terus sepanjang malam.
Pemimpin salah satu partai politik di Karachi yang terbesar, Waseem Ahmed dari Gerakan Muttahida Qaumi menyalahkan pemerintah.
Pemilik toko di Karachi, Mohammad Ameen khawatir berapa lama lagi pertempuran ini akan berlangsung.
Sementara itu, warga paling miskin di Karachi mengatakan mereka yang paling menderita. Buruh harian Malik Faizan mengatakan ia tidak bisa mencari uang.
Ratusan orang tewas di Karachi dalam tahun-tahun terakhir dalam gelombang kekerasan yang mirip.
Banyak pembunuhan diduga dilakukan geng-gent etnis yang terkait dengan faksi-faksi politik yang bersaing seperti Gerakan Muttahida Qaumi yang mayoritas Urdu dan Partai Nasional Awami terdiri dari migran Pashtun.
