Erich Priebke, perwira Nazi Gestapo dalam Perang Dunia II, yang dihukum dalam pembantaian semasa perang terhadap 335 warga sipil Italia itu, meninggal di Roma. Dia berusia 100 tahun.
Harian Italia La Repubblica hari Jumat (11/10) melaporkan kematian Priebke, dengan mengutip pengacaranya.
Priebke yang berpangkat kapten dalam pasukan Jerman yang ditakuti, Waffen SS, lari ke Argentina setelah perang berakhir. Ia ditangkap di sana tahun 1994 dan diekstradisi ke Roma, di mana ia diadili dan divonis dengan hukuman seumur hidup dalam tahanan rumah.
Dijuluki "algojo dari Gua Ardeatine," ia menghabiskan sisa hidup dengan bersikeras bahwa ia hanya menuruti perintah komando tinggi Nazi. Ia tidak pernah meminta maaf atas perannya dalam pembunuhan itu, yang merupakan pembalasan Jerman atas serangan partisan terhadap pasukan Nazi yang menduduki Roma tahun 1944.
Priebke adalah orang kedua dalam komando di markas Gestapo di Roma pada tanggal 23 Maret 1944, ketika ledakan bom oleh kelompok anti-pendudukan Jerman, menewaskan 33 orang Jerman yang berpawai di salah satu jalan di Roma.
Puluhan tahun kemudian, Priebke mengatakan, Adolf Hitler yang sangat marah langsung memerintahkan Gestapo agar mengeksekusi 10 warga Italia untuk setiap warga Jerman yang tewas.
Harian Italia La Repubblica hari Jumat (11/10) melaporkan kematian Priebke, dengan mengutip pengacaranya.
Priebke yang berpangkat kapten dalam pasukan Jerman yang ditakuti, Waffen SS, lari ke Argentina setelah perang berakhir. Ia ditangkap di sana tahun 1994 dan diekstradisi ke Roma, di mana ia diadili dan divonis dengan hukuman seumur hidup dalam tahanan rumah.
Dijuluki "algojo dari Gua Ardeatine," ia menghabiskan sisa hidup dengan bersikeras bahwa ia hanya menuruti perintah komando tinggi Nazi. Ia tidak pernah meminta maaf atas perannya dalam pembunuhan itu, yang merupakan pembalasan Jerman atas serangan partisan terhadap pasukan Nazi yang menduduki Roma tahun 1944.
Priebke adalah orang kedua dalam komando di markas Gestapo di Roma pada tanggal 23 Maret 1944, ketika ledakan bom oleh kelompok anti-pendudukan Jerman, menewaskan 33 orang Jerman yang berpawai di salah satu jalan di Roma.
Puluhan tahun kemudian, Priebke mengatakan, Adolf Hitler yang sangat marah langsung memerintahkan Gestapo agar mengeksekusi 10 warga Italia untuk setiap warga Jerman yang tewas.
