Hari Sabtu 5 Agustus, Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat meningkatkan tekanan internasional terhadap Korea Utara dengan menjatuhkan sanksi terberat yang pernah diterapkan hingga saat ini untuk memaksanya menghentikan usaha membuat senjata nuklir dan balistik.
Perundingan memakan waktu beberapa minggu dan kadang-kadang sulit . Bukan hal yang luar biasa dalam menyusun sanksi-sanksi yang dikenakan terhadap Pyongyang. Perundingan untuk menyusun dua sanksi sebelumnya masing-masing memerlukan waktu sekitar tiga bulan.
Amerika memimpin pembicaraan bersama dengan China, sekutu utama Korea Utara. Perunding Amerika berhasil memperoleh beberapa konsesi yang sulit dari China, termasuk mencabut pembatasan ekspor batubara dari Korea Utara dan menggantinya dengan larangan sepenuhnya. Mereka juga melarang ekspor besi dan bijih besi, dan timah, serta makanan hasil laut.
Secara keseluruhan Pyongyang akan mengalami kerugian yang diperkirakan sekitar satu miliar dolar per tahun, atau sepertiga dari seluruh pendapatan ekspornya - kalau sanksi tersebut diberlakukan sepenuhnya.
"Pengembangan senjata nuklir danmisil balistik adalah usaha yang mahal, kata duta besar Amerika Nikki Haley kepada anggota Dewan Keamanan setelah pemungutan suara. "Hasil ekspor bahan-bahan tambang yang diterima pemerintah Korea Utara tidak digunakan untuk memberi makan rakyatnya," kata Haley.
Dewan berharap dapat mengurangi dana untuk program senjata ilegal tersebut dan mendorong pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mencari penyelesaian diplomatik dan politik. (sp/ii)