Presiden AS Donald Trump dalam cuitan Rabu (5/9) malam meminta harian The New York Times segera menyerahkan pejabat senior dalam pemerintahannya untuk diadili setelah menulis kolom opini tentang Trump di koran itu secara anonim.
Tuntutan tersebut muncul setelah Trump merilis cuitan di Twitter berbunyi ”Pengkhianatan.?”
Presiden Trump dan Gedung Putih tersengat kolom opini tersebut yang ditulis oleh seseorang yang mengaku sebagai pejabat senior dalam pemerintahan Trump. Dalam tulisannya, pejabat tersebut memperinci bagaimana tindakan buruk presiden seringkali digagalkan oleh staf.
Penulis menggambarkan Presiden Donald Trump sebagai “tidak bermoral” dan juga “anti perdagangan bebas dan anti-demokrasi.”
“Pertemuan dengan dia acapkali keluar dari topik pembicaraan, dan dia berulang-kali terlibat dalam omong-kosong yang diulang-ulang, dan tindakannya mengakibatkan keputusan yang setengah matang, tidak didasarkan pada informasi, dan acap kali tanpa perhitungan, sehingga terpaksa harus dibatalkan,” kata penulis dalam kolom opini tersebut.
Penulis mengatakan, “mungkin agak melegakan untuk warga Amerika bahwa dalam era yang kacau ini masih ada orang-orang dewasa di Gedung Putih.”
Yang mengagetkan adalah terungkap pernah ada bisik-bisik di kalangan staf tentang “pengaktifan Amandemen ke 25.” Amandemen dari Konstitusi Amerika itu menguraikan langkah-langkah yang bisa diambil untuk mencopot seorang presiden. Namun staf Gedung Putih tidak mau memicu sebuah krisis konstitusional, jadi mereka berusaha untuk mengarahkan pemerintahan Trump agar tetap berada di jalur yang benar, sampai masa jabatannya selesai.
Kolom ini tidak seluruhnya mengecam kepresidenan Trump. Penulis mengatakan, “Ada titik-titik terang yang tenggelam akibat liputan negatif tak henti-hentinya: misalnya deregulasi yang efektif, reformasi pajak, militer yang lebih mantap, dan sebagainya.”
Kolom ini juga memuat anekdot seperti di buku Bob Woodward yang baru, “Fear,” yang mengatakan bahwa staf Trump sering mengambil dokumen penting dari mejanya supaya tidak ada tindak lanjutan. [jm/ft]