Juru bicara PSI Rian Ernest hari Selasa (25/9) menyampaikan laporan terhadap Fadli Zon tersebut ke kantor Badan Reserse dan Kiriminal (Bareskrim) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di kawasan Gambir, Jakarta Pusat.
Dalam laporannya, Rian membawa “screen capture” atau foto layar tentang cuitan Fadli Zon serta rekaman video yang diunggah. Namun saat keluar, Rian tidak menunjukkan bukti nomor laporan tanda diterimanya laporan.
Rian membantah laporannya ditolak oleh Bareskrim. Dia menambahkan dirinya harus berkoordinasi dulu dengan Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri terkait ada tidaknya unsur pidana dalam materi laporan yang disertakannya.
"Apa sih masalahnya? Di dalam video tersebut ada lirik-lirik yang menurut saya berpotensi untuk membuat keresahan, menaikkan tensi di masyarakat, membuat keonaran, dan menciptakan rasa tidak percaya kepada pemerintah," ungkapnya.
Rian mengklaim unggahan dan cuitan Fadli Zon itu dapat mengganggu stabilitas politik menjelang pemilihan presiden dan legislatif pada April tahun depan. Apa yang dilakukan oleh Fadli Zon tersebut, lanjut dia, merupakan upaya memecah belah bangsa.
"Praktik-praktik politik tidak pantas seperti ini kami rasa inilah saatnya kita berikan efek jera. Tentu melalui mekanisme hukum yang berlaku. Makanya kami melaporkan saudara Fadli Zon," lanjutnya.
Rian mengaku sudah berkomunikasi dengan Fadli Zon agar menghapus unggahan tersebut dan meminta maaf. Tapi Fadli Zon menolak dengan alasan unggahan semacam itu merupakan bentuk kreativitas.
PSI adalah bagian dari koalisi partai pendukung pasangan calon presiden petahan Joko Widodo dan calon wakil presiden Ma’ruf Amin.
Kepada wartawan di gedung DPR, Fadli Zon mengatakan dirinya akan melaporkan balik PSI ke polisi. Dia menyebut unggahannya merupakan bentuk kreativitas dan tidak bisa diperkarakan secara hukum.
"Kreativitas itu tidak bisa dihakimi seperti itu, apalagi ini masalah yang sederhana. Di masa pemerintahan yang lalu saja, Pak SBY, Pak Butet dan banyak seniman melakukan hal yang sama dan bahkan lebih tajam tapi juga tidak apa-apa. Itulah demokrasi," ujar Fadli.
Fadli menegaskan bahwa video tersebut bukan dirinya yang buat. Menurutnya, ia hanya mengunggah video tersebut di Twitter miliknya.
Fadli Zon mengunggah video 'Potong Bebek Angsa PKI' di Twitter. Dalam video itu, tiga pria dan enam perempuan tampak berjoget diiringi lagu yang berisi sindiran politik. Lagu 'Potong Bebek Angsa' itu diubah liriknya menjadi sarat politik jelang pilpres 2019. Secara keseluruhan, lagu memuat lirik berisi sindiran kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Berikut potongan lirik lagu dalam video yang diunggah Fadli:
Potong bebek angsa masak di kuali
Gagal urus bangsa maksa dua kali
Fitnah HTI fitnah FPI
Ternyata mereka lah yang PKI
Fitnah HTI fitnah FPI
Ternyata mereka lah yang PKI. [fw/em]
