Pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi “merongrong stabilitas kawasan” dan Departemen Luar Negeri berencana mengambil tindakan lebih jauh terhadap pembunuhan itu, demikian pernyataan Menteri Pertahanan Amerika Jim Mattis dalam konferensi internasional di Timur Tengah.
Mattis tidak pernah menyebut Arab Saudi secara langsung dalam kaitan dengan pembunuhan Khashoggi di konsulat negara kerajaan itu di Istanbul 2 Oktober lalu. Tetapi ia mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Mike Pompeo telah mencabut visa orang-orang yang diduga terlibat dalam pembunuhan kolumnis surat kabar Washington Post itu, dan ia menggarisbawahi bahwa sejumlah langkah akan diambil.
Para pejabat Turki mengatakan sebuah tim Arab Saudi yang terdiri dari 15 orang, telah menyiksa, membunuh dan memutilasi wartawan itu, suatu tindakan yang dinilai telah direncanakan sebelumnya. Arab Saudi awalnya mengatakan tidak tahu menahu tentang apa yang terjadi terhadap Khashoggi, tetapi pada hari Kamis lalu (24/10) mengatakan bukti-bukti menunjukkan bahwa itu pembunuhan terencana.
Mattis tidak secara langsung menyalahkan Arab Saudi dan tidak merujuk seruan sejumlah anggota Kongres Amerika untuk menghentikan penjualan senjata ke Arab Saudi atau memberlakukan sanksi terhadap negara kerajaan itu. Tetapi menjelang bagian akhir pidatonya, Mattis menekankan konsekuensi keamanan nasional yang serius akibat insiden yang melibatkan salah satu sekutu utama Amerika.
“Menilai kepentingan bersama pada perdamaian dan penghormatan tak tergoyahkan terhadap HAM, pembunuhan Jamal Khashoggi dalam sebuah fasilitas diplomatik sedianya menjadi keprihatinan besar kita,” ujar Mattis pada pejabat-pejabat dunia dalam “Dialog Manama” itu. “Kegagalan suatu negara untuk mematuhi norma-norma internasional dan supremasi hukum akan melemahkan stabilitas kawasan pada saat yang paling dibutuhkan,” tambahnya.
Lebih jauh Mattis mengatakan akan terus berkonsultasi dengan Presiden Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo untuk mempertimbangkan implikasi yang lebih luas dari masalah ini. [em]