Kepala polisi Oscar Albayalde mengatakan pada wartawan bahwa kelima tersangka itu dan sejumlah lainnya yang belum tertangkap, dikenai tuduhan pembunuhan atau percobaan pembunuhan dalam serangan tanggal 27 Januari yang menewaskan 23 orang dan melukai 100 lainnya.
Kata polisi, kelompok militan itu meledakkan dua bom di gereja Katedral "Our Lady of Mount Carmel" di kota Jolo. Bom yang pertama meledak ketika sedang diadakan misa, dan bom kedua diledakkan ketika polisi dan tentara tiba untuk membantu para korban.
Kepala polisi Albayalde mengatakan, “Nama-nama yang menyerah adalah, Kammah L. Pae, alias Kamah, Albaji Kisae Gadjali alias Awag, Rajan Bakil Gadjali alias Radjan, Kaisar Bakil Gadjali alias Isal, dan Salit Alih, alias Papong. Tuduhan melakukan pembunuhan dan usaha pembunuhan akan dikenakan atas kelima orang itu hari ini di depan pengadilan provinsi Sulu.”
Presiden Rodrigo Duterte yang berkunjung ke lokasi kejadian minggu lalu telah memerintahkan penumpasan kelompok Abu Sayyaf, yang bersekutu dengan ISIS.
Serangan itu memicu ketakutan akan teroris di Filipina. Polisi telah dinyatakan dalam siaga penuh, dan penjagaan keamanan ekstra diadakan di gereja, pusat perbelanjaan dan tempat-tempat umum lainnya. Serangan itu juga menimbulkan keprihatinan bahwa ISIS mungkin bertambah kuat di Asia Tenggara setelah mengalami kekalahan di Suriah dan Irak. (ii)