Dalam jumpa pers di kantornya, Senin (18/3), Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika kementerian Luar Negeri Desra Percaya menjelaskan pertemuan tersebut bersifat informal dan akan berlangsung tertutup.
Dia menambahkan Dialog Tingkat Tinggi Indo Pasifik ini akan dihadiri para pejabat tingkat tinggi dari 18 negara kunci di kawasan Indo Pasifik.
"Yaitu Amerika Serikat, Australia, Brunei Darussalam, Filipina, India, Indonesia, Jepang, Kamboja, Laos, Myanmar, Malaysia, Republik Korea, Cina, Rusia, Selandia Baru, Singapura, Thailand, dan Vietnam," kata Desra.
Dengan mempertimbangkan isu-isu yang akan dibahas, lanjut Desra, beberapa negara memutuskan untuk mengirim menteri luar negerinya, yakni Australia, Brunei Darussalam, Selandia, Baru, dan Indonesia sebagai tuan rumah. Sedangkan delapan negara akan diwakili oleh wakil menteri luar negeri, yaitu China, India, Jepang, Republik Korea, Laos, Malaysia, Singapura, dan Vietnam.
Empat negara peserta lainnya akan mengirimkan pejabat setingkat direktur jenderal atau eselon satu, yakni Kamboja, Myanmar, Thailand, dan Amerika Serikat. Dua negara peserta diwakili oleh duta besarnya yang ada di ASEAN, yakni Rusia dan Filipina.
Menurut Desra, Dialog Tingkat Tinggi Indo Pasifik tersebut bertujuan meningkatkan kerjasama dan pembangunan rasa saling percaya di kawasan Samudera India dan samudera Pasifik, yang mengarah pada kerjasama yang saling menguntungkan berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan, inklusif, dan penghormatan terhadap hukum internasional.
Dialog Indo Pasifik itu juga merupakan upaya dan kontribusi konkret Indonesia untuk memperkuat mekanisme dialog dan dalam kerangka ASEAN, untuk kerjasama yang lebih mendalam dan lebih inklusif di kawasan.
Desra mengatakan rencananya pertemuan Dialog Indo Pasifik ini akan dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Lebih lanjut Desra mengungkapkan pertemuan tersebut akan dibagi dalam dua sesi, yakni pembahasan yang akan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Masing-masing ketua delegasi dari tiap negara menyampaikan pandangannya mengenai Indo Pasifik.
Sehabis itu, pertemuan dalam bentuk perdebatan berdasarkan tiga tema yang ada, yaitu tujuan pembangunan berkelanjutan, kerjasama maritim, dan infrastruktur serta konektivitas. Diskusi tematik ini akan diisi oleh beberapa menteri dan ahli.
Pada 21 Maret, Kementerian Luar Negeri akan menyelenggarakan Forum Indonesia-Pasifik Selatan, untuk meningkatkan peran dan kehadiran Indonesia di kawasan Pasifik. pertemuan ini akan dihadiri oleh pejabat pemerintah dari Indonesia dan negara-negara di Pasifik Selatan, para pelaku bisnis dari 15 negara (Indonesia, Australia, Federasi Mikronesia, Fiji, Kaledonia Baru, Kepulauan Cook, Kepulauan Masrshal, Kepulauan Solomon, Kiribati, Nauru, Palau, Papua Nugini, Selandia Baru, Tonga, dan Tuvalu).
Pertemuan Forum Indonesia-Pasifik Selatan ini bertujuan meningkatkan kerjasama Indonesia dengan negara-negara di Pasifik Selatan, meningkatkan saling kesepahaman di antara kedua pihak.
Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan kan Kementerian Luar Negeri Siswo Pramono mengatakan Dialog Tingkat Tinggi Indo Pasifik ini merupakan suatu proses yang akan mendorong pembentukan rasa saling percaya. Dia menambahkan yang dilakukan saat ini adalah membuat forum informal yang dinamis, di mana masing-masing negara menjelaskan konsepnya mengenai Indo Pasifik.
"Jadi tidak akan menyatukan menjadi satu konsep, tidak akan memperbandingkan untuk memperoleh siapa yang lebih. Tapi itu suatu upaya untuk mensinergikan," ujar Siswo.
Siswo berharap dari pertemuan Dialog Tingkat Tinggi Indo Pasifik ini akan terwujud kerjasama konkret dalam bentuk bilateral, trilateral, atau lainnya.
Di akhir pertemuan, kata Siswo, akan ada pernyataan pers yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. [fw/ab]