Partai Solidaritas Indonesia PSI mengatakan akan tetap memperjuangkan suara rakyat meskipun tidak berhasil masuk ke DPR karena tidak memenuhi ambang batas suara empat persen sebagaimana ketentuan pemilu.
Dalam pernyataan pers Ketua Umum PSI Grace Natalie yang diterima VOA beberapa saat lalu, PSI mengatakan bangga sebagai partai pendukung pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin, “yang telah memenangkan pemilihan presiden dengan selisih sekitar sepuluh persen,” meskipun ini baru dari hasil hitung cepat lembaga-lembaga kredibel, bukan hasil penghitungan suara resmi KPU.
PSI mengatakan telah berjuang dengan apa yang ada. “Kami tidak akan menyalahkan siapa-siapa. Kade, pengurus, caleg kami telah bekerja keras siang dan malam meyakinkan rakyat,” dan karenanya “keputusan rakyat melalui mekanisme demokrasi ini harus kami terima dan hormati.”
Grace Natalie dalam pernyataan tertulis itu berterima kasih kepada semua yang berjuang bersama “menyumbang uang, membantu mencetak alat peraga kampanye, menyumbang tenaga dan pikiran, bahkan meninggalkan pekerjaan mereka demi berjuang bersama PSI.”
Dalam hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei, PSI diperkirakan tidak akan lolos ke DPR karena tidak mencapai ambang batas suara empat persen. PSI diperkirakan akan meraih dua persen suara atau sekitar tiga juta suara.
“Ini adalah suara rakyat yang harus diperhitungkan. Meskipun PSI tidak masuk parlemen, suara ini akan tetap kami perjuangkan... Tak ada suara terbuang, tak ada suara yang sia-sia,” tegas Grace. Ia juga mendoakan teman-teman partai lain yang lolos ke DPR utuk siap bekerja dan amanah menjalankan tanggung jawab.
“We shall return soon!” tutup pernyataan PSI yang juga mengajak para pemilih partai baru itu untuk mengkonsolidasikan diri dan bekerja. “Bukan lima tahun lagi, tapi besok!.” [em]