Dewan Kota Oxford, Inggris, Rabu (17/7) memberikan penghargaan Freedom of the City Award kepada tokoh separatis Papua yang tinggal di kota tersebut, Benny Wenda.
Penghargaan itu merupakan kelanjutan dukungan Dewan kota kepada gerakan Papua Merdeka setelah memberi izin pembukaan kantor Free West Papua Campaign di Oxford pada 2013.
Dalam jumpa pers mingguan di kantornya, Kamis (18/7), pelaksana tugas juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah menegaskan, pemerintah Indonesia mengecam tindakan Dewan Kota Oxford yang telah memberikan penghargaan kepada Benny Wenda, pegiat separatisme yang memiliki rekam jejak kriminal di Papua.
"Penghargaan ini menunjukkan ketidakpahaman Dewan Kota Oxford pada sepak terjang yang bersangkutan dan kondisi provinsi Papua dan Papua Barat," kata Faizasyah.
Meski begitu, lanjutnya, Indonesia menghargai sikap tegas pemerintah Inggris yang konsisten mendukung penuh kedaulatan dan integritas Indonesia. Dia menambahkan, pemberian penghargaan oleh dewan kota bukan sesuatu yang luar biasa. Karena itu, sikap Dewan Kota Oxford tidak bermakna apapun dan tidak merepresentasikan sikap pemerintah Inggris.
Faizasyah menyatakan, posisi Indonesia terhadap kelompok separatis tetap tegas dan tidak akan mundur demi menjaga keutuhan negara dan bangsa Indonesia. Dia menambahkan, sejak meninggalkan Indonesia pada 1990-an, Benny Wenda tidak mengetahui kemajuan yang dicapai di Papua.
"Kondisi riil di Papua sudah cukup jauh berbeda dengan apa yang digiatkannya atau dikampanyekannya dari tempat dia tinggal dengan nyamannya di luar Indonesia atau di Kota Oxford," ujar Faizasyah.
Menurut Faizasyah, rencana pemberian penghargaan buat Benny Wenda sudah terdengar sejak tahun lalu. Sebab itu, Indonesia sudah menyampaikan kepada Pemerintah Kota Oxford bahwa mereka tidak memiliki pemahaman yang utuh mengenai sepak terjang Benny Wenda.
Mengenai catatan kejahatan yang dilakukan Benny Wenda di Papua, menurut Faizasyah, paling penting adalah pernyataan Benny Wenda bahwa dirinya bertanggung jawab atas semua perjuangan gerakan separatis di Papua, baik secara politik maupun militer.
Hal yang sama diungkapkan Anggota Komisi I DPR Evita Nursanty. Menurutnya, Dewan Kota Oxford tidak mengenal Papua secara baik dan benar. Jika Dewan mengenal baik Benny Wenda maupun Papua, maka akan berpikir panjang untuk memberi penghargaan. Dia pun mengajak Dewan Kota Oxford melihat kondisi Papua saat ini.
Walikota Oxford, Craig Simmons, mengatakan penghargaan itu layak diberikan kepada Benny Wenda yang telah begtu banyak berkontribusi untuk lokal maupun internasional.
Saat menerima penghargaan tersebut, Benny Wenda, berujar: "Oxford adalah salah satu yang pertama mendengar tangisan rakyat Papua Barat untuk keadilan, hak asasi manusia, dan menentukan nasib sendiri".
Pemimpin Serikat Gerakan Pembebasan untuk Papua Barat (ULMWP) ini mendapat suaka politik di Inggris pada 2002 dan membuka kantor gerakan Papua merdeka di Oxford pada 2013. (fw/ka)