Para pejabat China di kawasan Xinjiang, Selasa (30/7), mempertahankan keberadaan kamp-kamp tahanan yang disebutnya sebagai “kamp-kamp pendidikan kembali” bagi kelompok minoritas Muslim.
Kata mereka kamp-kamp itu diadakan untuk mencegah adanya ekstremisme berdasarkan agama dan terorisme.
Kelompok-kelompok HAM menuduh terjadi banyak pelanggaran HAM dalam kamp-kamp itu. PBB memperkirakan China telah menahan sekitar satu juta orang di kamp-kamp itu.
Kata pejabat HAM, sebagian dari yang ditahan itu adalah kelompok suku Uighur. China disorot oleh dunia internasional atas perlakuannya terhadap kelompok Uighur dan kelompok-kelompok minoritas Muslim lainnya.
Pemerintah China menyebut kamp-kamp itu sebagai “pusat pendidikan kejuruan” yang melatih para penghuninya supaya bisa mendapat pekerjaan yang baik, dan sekaligus mengurangi kemungkinan adanya ekstremisme.
“Kebanyakan dari lulusan kursus kejuruan itu telah dikembalikan ke masyarakat,” kata Gubernur Xinjiang Shorat Zakir. Sebanyak 90 persen lebih dari mereka telah mendapat pekerjaan yang bergaji baik, tambahnya. [ii/pp]