Pemerintah Amerika mengatakan “sangat prihatin” dengan adanya laporan bahwa pasukan paramiliter China sedang bergerak di perbatasan dengan Hong Kong, kawasan China yang telah dilanda demonstrasi pro-demokrasi sejak dua bulan lebih.
“Kami mendesak China dan semua pihak di Hong Kong untuk mencari penyelesaian yang menghormati hak-hak dan kebebasan warga Hong Kong, dan otonomi kawasan itu, seperti yang tercantum dalam pernyataan bersama China dan Inggris”, kata juru bicara departemen luar negeri Amerika.
Pernyataan bersama China-Inggris itu dicapai pada tahun 1984, sebelum Hong Kong diserahkan kembali kepada China tahun 1997. Tapi pernyataan itu juga menyepakati bahwa kedaulatan penuh atas Hong Kong baru akan diserahkan kepada China tahun 2047.
Ketika aksi protes terus meningkat minggu ini, media yang dikuasai pemerintah China menunjukkan video pasukan keamanannya sedang dihimpun di perbatasan dengan Hong Kong. Laporan sebelum ini juga mengatakan, polisi China daratan telah dituduh menyusup diantara para demonstran untuk menimbulkan kerusuhan.
“Kami mengecam aksi kekerasan dan mendesak semua pihak supaya menahan diri. Kami tetap mendukung kebebasan menyatakan pendapat dan demonstrasi tanpa kekerasan di Hong Kong,” kata juru bicara Departemen LN itu lagi.
Presiden Trump minggu lalu menunjukkan sikap lepas tangan dan mengatakan keadaan di Hong Kong “sangat, sangat sulit.”
Jutaan penduduk Hong Kong turun ke jalan-jalan untuk memperotes apa yang mereka lihat sebagai “erosi” kebebasan mereka. Demonstrasi itu dimulai karena adanya RUU pemerintah Hong Kong yang akan memungkinkan warga Hong Kong diekstradisi ke China daratan untuk diadili, tapi kemudian berubah menjadi tuntutan demokrasi yang lebih luas. (ii)