Perselisihan lingkungan antara Perancis dan Brazil yang menggulirkan pertanyaan-pertanyaan mengenai integritas, kolonialisme dam pulpen merek Bic tampaknya semakin tajam dengan seruan puluhan anggota parlemen dan kelompok lingkungan Perancis untuk memberlakukan sanksi perdagangan terhadap daging sapi dan kedelai Brazil.
Dalam petisi yang diterbitkan mingguan Prancis Le Journal du Dimanche pada hari Minggu, kelompok itu juga meminta Uni Eropa untuk menangguhkan kesepakatan perdagangan Mercosur yang baru-baru ini disepakati dengan Amerika Selatan dan mengambil langkah-langkah yang lebih luas untuk mencegah hasil produk deforestasi dan kegiatan berbahaya lainnya memasuki pasar Eropa.
"Yang kurang adalah kemauan politik" di Perancis dan tempat lain di Eropa untuk memastikan perdagangan yang ramah lingkungan, tulis penandatangan kelompok itu, termasuk anggota partai Presiden Perancis Emmanuel Macron La République en Marche (LREM).
Sementara tentangan terhadap pakta perdagangan itu bukan hal baru, reaksi buruk terhadap perjanjian Mercosur terjadi ketika pertikaian perdagangan lain termasuk antara AS dan Tiongkok serta Jepang dan Korea Selatan, juga menjadi berita utama. Beberapa analis mengatakan, hal itu mencerminkan meningkatnya kekhawatiran warga Eropa akan dampak sosial dan lingkungan dari transaksi dagang yang diwakili oleh para pemimpin mereka.
"Orang Eropa sangat peduli dengan iklim dan hak asasi manusia, dan kebijakan pemerintah Bolsonaro menuju ke arah yang salah," kata Uri Dadush, periset senior di lembaga ekonomi Bruegel yang berbasis di Brussel, merujuk pada pemimpin Brazil Jair Bolsonaro. "Dimensi yang berbeda dari perjanjian perdagangan, tetapi keduanya terkait."
Penolakan warga itu menambah sengketa diplomatik yang merebak bulan lalu ketika tuan rumah G7, Presiden Macron menambahkan kebakaran hutan Amazon dalam agenda KTT, dengan mengklaim dampak lingkungannya menjadi keprihatinan global.
Langkah itu dan ancaman Macron untuk memblokir kesepakatan dagang Mercosur karena tidak adanya tindakan Amazon, berkembang menjadi pertikaian trans-Atlantik, mulai dari tuduhan Bolsonaro terhadap kolonialisme dan cercaan yang menyasar istri Macron, hingga mengklaim pemimpin Brazil itu berbohong mengenai janji-janji perubahan iklimnya.
Baru-baru ini, Bolsonaro — yang mensyaratkan agar Macron meminta maaf karena menyebutnya dengan kasar, sebelum bersedia menerima bantuan sekitar AS$20 juta dari G7 guna memerangi kebakaran Amazon — mengumumkan ia akan berhenti menggunakan pulpen Bic, Perancis, meskipun pulpen yang dijual di Brazil diproduksi secara lokal.[my/pp]