Iran tidak akan pernah melakukan pembicaraan empat mata dengan Amerika Serikat. Namun tetap ingin terlibat dalam diskusi multilateral jika kembali ke kesepakatan 2015 tentang program nuklir Iran. Demikian dikatakan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, Selasa (17/9), menurut televisi pemerintah.
Presiden AS Donald Trump mengatakan ia dapat bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani. Pertemuan tersebut kemungkinan dilakukan Majelis Umum AS di New York akhir bulan ini.
"Para pejabat Iran, pada tingkat apa pun, tidak akan pernah berbicara dengan para pejabat Amerika. Ini adalah bagian dari kebijakan mereka untuk menekan Iran ... kebijakan tekanan maksimum mereka akan gagal," kata televisi pemerintah mengutip Khamenei.
Menurut berita yang dilansir dari Reuters, Khamenei mengatakan para pemimpin ulama Iran sepakat atas hal tersebut.
"Jika Amerika mengubah perilakunya dan kembali ke perjanjian nuklir (Iran 2015), maka ia dapat bergabung dengan perundingan multilateral antara Iran dan pihak-pihak lain untuk kesepakatan itu," kata Khamenei.
Trump telah meningkatkan sanksi terhadap Iran sejak tahun lalu ketika ia menarik diri dari pakta nuklir antara Iran dan enam kekuatan dunia. Selain itu juga menerapkan kembali sanksi yang dicabut di bawah kesepakatan dengan imbalan Iran membatasi program nuklirnya.
Sebagai balasan atas kebijakan "tekanan maksimum" AS, Iran secara bertahap meningkatkan komitmennya pada pakta dan berencana untuk lebih lanjut melanggar perjanjian itu. Namun dengan kondisi jika pihak-pihak Eropa gagal menepati janji mereka untuk melindungi ekonomi Iran dari hukuman AS.
"Jika kita menyerah pada tekanan mereka dan mengadakan pembicaraan dengan Amerika ... Ini akan menunjukkan bahwa tekanan maksimum mereka pada Iran telah berhasil. Mereka harus tahu bahwa kebijakan ini tidak ada nilainya bagi kita,” kata Khamenei.
Ketegangan antara Teheran dan Washington meningkat setelah serangan di fasilitas minyak utama di Arab Saudi akhir pekan lalu. Hal tersebut membuat harga minyak melonjak dan meningkatkan kekhawatiran akan konflik baru Timur Tengah.
Trump mengatakan pada hari Senin bahwa Iran tampaknya berada di belakang serangan. Namun Iran membantah keterlibatannya. [ah]