Diplomat senior AS mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk meluncurkan investigasi yang diminta Presiden AS Donald Trump terhadap lawan politiknya, Joe Biden, dan putranya, demikian isi SMS yang dirilis hari Kamis (4/10) oleh para penyelidik Kongres AS.
Investigator Demokrat di DPR merilis SMS itu setelah mewawancarai mantan utusan khusus AS untuk Ukraina, Kurt Volker pada hari Kamis, selama hampir 10 jam.
SMS itu mengungkap diskusi antara Volker dan dua diplomat AS lainnya mengenai cara menangani permintaan Presiden Trump untuk menyelidiki Biden, yang berpotensi menjadi lawan Trump dalam pemilu 2020, dan putra Biden, Hunter.
Salah satu diskusi itu memperlihatkan Volker menulis kepada seorang ajudan senior Zelenskiy, menjanjikan presiden yang baru terpilih itu perjalanan ke Washington sebagai imbalan bagi investigasi yang dilakukan.
Trump menekan Zelenskiy untuk melakukan investigasi dalam percakapan telepon 25 Juli, yang memicu pengaduan seorang pelapor rahasia. Pengaduan itu akhirnya memicu penyelidikan pemakzulan oleh DPR terhadap Trump.
Presiden Trump menuduh Biden menyalahgunakan jabatannya untuk menekan Ukraina agar menarik diri dari penyelidikan kriminal yang mungkin dapat melibatkan Hunter.
Trump dan sekutu-sekutunya tidak merilis bukti apapun yang menunjukkan Biden dan anaknya itu terlibat dalam suatu aktivitas ilegal.
Biden, seorang mantan wakil presiden, dengan lantang membela reputasinya.
Penyelidikan pemakzulan oleh DPR yang dikuasai partai Demokrat telah muncul sebagai krisis politik terbesar Trump sejak ia menjabat pada Januari 2016.
Trump telah membantah keras melakukan pelanggaran. Ia berulang kali menyebut percakapan teleponnya dengan Zelenskiy “sempurna.” Sambil menyerang para pengecamnya sebagai “pengkhianat” dan menuduh upaya “kudeta” untuk menyingkirkannya dari jabatan. [uh/lt]