Para kandidat pro-demokrasi Hong Kong menang telak dalam pemilihan lokal, Minggu (24/11), yang diikuti banyak pemilih. Kemenangan itu menjadi pukulan bagi Beijing.
Para kandidat yang beroposisi memenangkan 90 persen kursi yang diperebutkan, menurut lembaga penyiaran publik RTHK. Kubu demokrat kini akan menguasai 17 dari 18 dewan distrik, padahal sebelumnya tidak menguasai satu pun.
Hasil itu menjadi pukulan simbolis bagi pihak-pihak pro-China yang mendominasi politik Hong Kong, dan merupakan bukti dukungan publik terbaru terhadap gerakan pro-demokrasi yang dimulai sejak lima bulan lalu dan kini semakin agresif.
"Warga Hong Kong telah bersuara, keras dan lantang. Masyarakat internasional harus mengakui bahwa, memasuki enam bulan, opini publik TIDAK menentang gerakan," kata Joshua Wong, aktivis mahasiswa, lewat Twitter.
Pemilihan itu tidak akan mengubah secara signifikan keseimbangan kekuatan dalam sistem politik Hong Kong. Para anggota dewan distrik tidak punya kewenangan untuk mengesahkan RUU. Mereka lebih banyak menangani isu-isu lokal seperti keluhan suara bising dan lokasi halte bus.
Namun, pemilihan dewan distrik dianggap sebagai salah satu indikator terpercaya mengenai opini publik, mengingat itu adalah satu-satunya pemilihan yang demokratis di Hong Kong. [vm/ft]