Ketua Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (AS) mengatakan Iran bertujuan untuk membunuh ketika menembakkan rudal-rudalnya ke pangkalan militer Irak yang digunakan oleh pasukan Amerika.
Pernyataannya membantah pendapat umum pemerintah Amerika bahwa Iran dengan sengaja menghindari jatuhnya korban manusia.
'“Dalam pernilaian saya, pangkalan udara al-Asad yang kena hantaman rudal itu, cukup dekat dengan tempat personel dan peralatan,” kata Jenderal Mark Milley, ketua kepala staf gabungan Angkatan Bersenjata Amerika, Rabu (8/1/2020).
“Berdasarkan apa yang saya lihat dan apa yang saya ketahui, rudal-rudal itu diluncurkan untuk mengakibatkan kerusakan struktural, menghancurkan kendaraan dan pesawat terbang dan membunuh personel,” tambahnya.
Kata Milley, peringatan dini dan apa yang disebutnya “teknik-teknik defensif” telah mencegah jatuhnya korban pada tentara Amerika atau Irak.
Namun, penilaian keseluruhan yang diambil oleh pemerintahan Trump mengatakan bahwa Iran dengan sengaja mencegah jatuhnya korban manusia karena tidak ingin terlibat dalam konfrontasi militer yang lebih serius dengan Amerika.
Kata Jenderal Milley, keyakinannya tentang tujuan Iran yang sesungguhnya adalah pernilaian pribadinya, dan menambahkan bahwa “masih terlalu dini untuk berkesimpulan” bahwa Iran tidak akan melancarkan serangan lagi.
Menteri Pertahanan Mark Esper mengatakan, Iran menembakkan 16 rudal. Di antara rudal-rudal tersebut, sebanyak 11 rudal mengenai pangkalan al_Asad, satu lainnya jatuh diluar pangkalan militer di Irbil, dan empat sisanya tidak mengenai sasaran.
Kebanyakan yang rusak adalah tenda-tenda, tempat parkir dan landasan taxiway di pangkalan udara itu. Sebuah helikopter Amerika juga rusak.
Pada Rabu (8/1/2020) malam, dua roket ditembakkan ke Kawasan Hijau yang dijaga ketat di Baghdad, dimana terdapat banyak kedutaan asing termasuk kedutaan Amerika. Kata pejabat Irak tidak ada korban cedera, dan belum ada orang atau kelompok yang mengaku bertanggung jawab. [i/ppi]