Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan jumlah kematian akibat virus corona jenis baru di negara itu merangkak naik menjadi 170 jiwa pada Rabu (29/1/2020) malam. Sedangkan jumlah yang tertular mencapai 7.771 orang.
Kantor berita Reuters melaporkan, Kamis (30/1/2020), Hampir seluruh kasus kematian berada di Provinsi Hubei yang berpenduduk 60 juta dan sekarang provinsi itu dalam status dikarantina atau lockdown.
Lebih dari 15 negara sudah melaporkan kasus infeksi virus corona dengan 104 kasus terkonfirmasi. Namun sejauh ini belum ada kematian akibat virus corona terjadi di luar China.
Dengan kondisi ini, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organisation/WHO) berencana akan menggelar rapat hari ini untuk memutuskan apakah wabah virus 2019-nCoV ini bisa dikategorikan sebagai status gawat darurat global.
Yang menjadi perhatian utama WHO adalah kasus-kasus penularan antarmanusia di Jerman, Vietnam dan Jepang, khususnya. Masih terlalu dini untuk menentukan seberapa mematikan virus itu karena kemungkinan ada kasus-kasus infeksi ringan yang tidak terdeteksi.
Virus corona baru ini memiliki masa inkubasi antara satu dan 14 hari. Ada tanda-tanda virus itu bisa menyebar bahkan sebelum gejala penyakit muncul.
Seiring dengan meningkatnya jumlah kematian, negara-negara mulai mengisolasi warga negaranya yang dievakuasi dari Wuhan untuk mencegah penyebaran virus.
Bursa-bursa saham dan mata uang di Asia berguguran dengan laporan peningkatan kasus infeksi dan kematian akibat virus ini. Para investor khawatir penyakit itu akan berdampak hebat pada perekonomian China, yang merupakan kedua terbesar di dunia. [ft]