Badan Kesehatan Dunia (WHO), Kamis (30/1), menyatakan wabah virus corona sebagai ancaman darurat kesehatan global.Hingga laporan ini disampaikan hampir 8.000 orang tertular dan 170 orang meninggal dunia.
Hampir 100 orang dari 18 negara juga tertular virus mematikan itu, antara lain : Australia, Kanada, Finlandia, Perancis, Jerman, Hong Kong, Jepang, Nepal, Singapura, Korea Selatan, Thailand, Uni Emirat Arab, Vietnam, India dan Filipina.
Upaya pencegahan dan penangkalan masuknya virus corona ke Indonesia terus dilakukan oleh pemerintah, antara lain dengan melarang maskapai penerbangan nasional terbang ke Wuhan-China dan memperketat pemeriksaan kesehatan di bandara maupun pelabuhan.
Kementerian Kesehatan juga menyatakan sudah ada seratus rumah sakit rujukan di 32 provinsi yang mampu menangani pasien jika memang ada yang terkonfirmasi terjangkit virus corona.
Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso di Jakarta Utara merupakan satu dari tiga rumah sakit rujukan yang ada di Jakarta. Rumah sakit ini telah menyiapkan 50 ruangan sebagai langkah antisipasi.
RSPI Sulianti Saroso Siapkan 11 Ruang Isolasi
Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Mohammad Syahril mengatakan rumah sakitnya saat ini telah memiliki 11 ruang isolasi yang sudah dibuka untuk menangani pasien yang diduga terjangkit virus corona. Jumlah ini tambahnya bisa bertambah menjadi 50 ruangan jika nantinya terjadi peningkatan.
Menurutnya satu ruang isolasi hanya bisa ditempati oleh satu pasien. Pasien yang diduga terinfeksi virus corona diharuskan menjalani dua pemeriksaan laboratorium untuk memastikan apakah dia terjangkit atau tidak. Pemeriksaan ini tambahnya terdiri dari cek darah dan pengambilan sampel dari tenggorokan.
Dua rumah sakit rujukan lainnya yang berada di Jakarta adalah Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto dan Rumah Sakit Persahabatan.
Tenaga Medis Siap Tangani Virus Corona
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihartono mengatakan fasilitas dan tenaga medis juga telah disiapkan. Pihaknya, ujar Anung, juga telah mengajak rumah-rumah sakit swasta yang sudah memenuhi standar tertentu – seperti terakreditasi, standar pencegahan dan pengendalian infeksinya bagus – untuk ikut serta dalam mengatasi virus ini.
Anung mengatakan sudah ada 13 orang yang diobservasi. Hasil uji medis terhadap 11 orang diantaranya negatif, sementara dua lainnya secara klinis dilaporkan membaik meski masih menunggu kepastian hasil laboratorium. Hingga saat ini tambahnya belum ada pasien di Indonesia yang terkonfirmasi terinfeksi virus tersebut.
Lebih lanjut Anung menjelaskan mekanisme pelayanan rujukan, fasilitas serta para petugas kesehatan dipastikan sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan WHO.
“Klinis profesi contohnya, kita mempunya orang-orang yang terampil sampai batas tertentu, kita sudah mempunyai ruang isolasi, sudah mempunyai laboratorium yang mampu melakukan pemeriksaan salah satunya novel corona virus,” ujar Anung kepada VOA.
Anung menambahkan proses pendeteksian terbagi menjadi beberapa tahap. Tahap pertama adalah tahap observasi, dengan melihat gejala dan tanda, yang pertama dikenali adalah gejala batuk, pilek, demam kemudian sesak nafas. Jika pasien yang sedang diobservasi memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan atau mengalami kontak langsung dengan orang yang terjangkit, baru akan dianggap suspect atau terduga menderita virus corona.
Tahap selanjutnya adalah jika hasil laboratorium membuktikan seseorang terinfeksi virus corona maka ia dianggap 'probable' atau kemungkinan terinfeksi, karena belum sampai deteksi secara khusus virus corona yang baru. Jika hasil uji laboratorium positif menyatakan seseorang terkena virus corona baru, maka dikatakan pasien tersebut telah terkonfirmasi terkena virus itu.
Siap Tangani Potensi Kasus Virus Corona
Ketua Departemen Epidemiologi Universitas Indonesia Tri Yunus Miko Wahyono menilai untuk pelayanan, Indonesia sudah siap menangani kasus virus corona. Sementara untuk pencegahan, Tri menyayangkan masih digunakannya thermal scan bentuk tembak sehingga masih bisa ada yang tidak terdeteksi.
“Pencegahan, thermal scan kayaknya Indonesia tidak kayak dinding atau pintu, jadi sementara ini dibantu dengan thermal scan tembak, bisa luput kalau nembak-nembak satu-satu orang. Masalahnya kalau ada yang panas masuk Indonesia bisa masih luput. Idelanya pintu. Banyak orang terdeteksi,” ungkap Tri.
“Kalau orang yang pernah ke negara berdampak dalam kurun waktu dua minggu menjauhlah, kalau ada harus pake masker N95. Harus biasa hidup bersih dan sehat, kalaupun ada virusnya itu akan aman.
Sampai saat ini sudah 171 warga China meninggal akibat virus tersebut. Sedangkan yang terjangkit mencapai 8.137 orang. Jumlah ini melampaui wabah SARS yang merebak pada 2002 dan 2003. Saat itu jumlah penduduk di seluruh dunia yang terjangkit virus itu berjumlah 8.098 orang. Sedangkan yang meninggal mencapai 774 orang. [fw/em]