Sejak program dimulai hampir satu dekade lalu, penerima program Deferred Action for Childhood Arrival, program bagi pendatang ilegal yang dibawa ke AS ketika anak-anak atau DACA, belum memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan keuangan federal karena mereka bukan warga Amerika. Tetapi tahun lalu, satu universitas kecil di Virginia berhasil masuk dalam daftar sejumlah kecil universitas Amerika yang menawarkan beasiswa untuk membantu mahasiswa DACA membayar biaya kuliah mereka.
Universitas Katholik Marymount di Arlington, Virginia menampung sekurangnya 80 penerima DACA yang, bersama dengan pendukung mereka, membentuk perkumpukan Dreamers Club di kampus itu.
"Salah satu hal yang sangat dibutuhkan klub ini adalah sumber daya. Kami menyadari ada banyak mahasiswa, umumnya tidak bisa membiayai kuliah. Kemudian ada banyak mahasiswa tidak memiliki dokumen yang kesulitan mencari beasiswa, karena ada formulir yang menanyakan, "Apakah Anda seorang warga negara? Apakah Anda seorang mahasiswa internasional?" , “Dalam golongan mana saya berada?" kata Charlene McCall, Presiden Dreamer's Club.
Pada tahun 2018, klub itu mendekati rektor baru Universitas Marymount untuk membahas mengenai beasiswa TheDream. Beasiswa AS untuk penerima DACA, bagi kelompok swasta yang membantu penerima DACA membayar untuk kuliah.
"Ada sejumlah mahasiswa saya yang bertemu saya dan mengatakan 'Dr. Becerra, kami benar-benar membutuhkan bantuan. Marymount bukan universitas yang ditunjuk untuk menerima beasiswa' Dream.US 'dan kami ingin perhatian anda mengenai masalah ini," kata Irma Becerra, Presiden Universitas Marymount.
Pada musim gugur 2019, Marymount berhasil menawarkan beasiswa sebesar AS$7.000, setara dengan beasiswa federal Pell, kepada mahasiswa baru yang diterima di universitas Katholik itu.
"Saya mendaftar ke banyak universitas. Saya melamar ke universitas di luar negara bagian, di negara bagian, untuk mengetahui di mana saya akan mendapat bantuan. Saya menelepon universitas dan menanyakan apakah mereka menawarkan bantuan atau tidak ... seorang teman memberi tahu saya mengenai universitas ini , saya mencoba melamar dan pada menit-menit terakhir, saya mendapat beasiswa," ujar Ashly Trejo Majia, seorang siswa Marymount.
Marymount masih mengharapkan dana baru untuk membantu lebih banyak mahasiswa DACA di kampusnya - masalah yang dikatakan Dr. Becerra membuatnya sangat bersemangat mengingat latar belakang pribadinya sebagai imigran Kuba.
"Mungkin karena saya secara pribadi merasa bersyukur, ketika kebijakan A.S. terhadap negara-negara seperti Kuba berbeda, dan kami disambut sebagai pengungsi politik. Saya sangat sedih memikirkan para mahasiswa ini yang sarat prestasi," kata Irma Becerra.
Nasib penerima DACA saat ini berada di Mahkamah Agung AS, setelah Presiden Trump membatalkan program itu pada tahun 2017, dengan alasan itu diciptakan "tanpa otoritas hukum sepatutnya." Mahkamah Agung diperkirakan akan memutuskan masalah ini. [my/lt]