Presiden Amerika Donald Trump mengusulkan pemangkasan tajam bantuan Amerika bagi negara-negara asing sebesar 21%, dan Departemen Luar Negeri mengatakan hal itu sesuai dengan rancangan anggaran. Tetapi anggota-anggota Kongres yang mengontrol proses penyusunan anggaran mengatakan usul pemangkasan anggaran bantuan asing itu akan melemahkan keamanan nasional dan kepemimpinan Amerika di dunia.
Bantuan luar negeri Amerika bagi negara-negara berkembang dan organisasi-organisasi bantuan internasional merupakan target pemangkasan secara drastis dalam anggaran pemerintahan Trump untuk tahun ketiga secara berturut-turut.
Pemerintah AS mengajukan anggaran untuk program-program tersebut sebesar AS$44.1 miliar, turun dari AS$ 55,7 miliar yang ditetapkan pada tahun fiskal 2020. Penjabat direktur Kantor Manajemen dan Anggaran Gedung Putih, Russ Vought, mengatakan kini saatnya Amerika "berpikir ulang" tentang pemberian bantuan luar negeri.
"Kita harus realistis dalam mengeluarkan uang untuk patung Bob Dylan di Mozambik atau NASA Space Camp di Pakistan atau liga kriket profesional di Afghanistan," ujar Vought.
Setiap tahun Kongres menolak memotong bantuan asing itu dan menyetujui lebih banyak anggaran dibanding yang diminta, memicu perdebatan di Departemen Luar Negeri Amerika Senin lalu (10/2) dengan wartawan Associated Press Matt Lee.
“Usul-usul pemangkasan anggaran ini sudah disampaikan selama tiga tahun terakhir ini, dan meskipun pemangkasan anggaran yang diusulkan tahun ini 21% – bukan 34% atau 35% sebagaimana yang diusulkan sebelumnya, hal ini telah menjadi bahan olok-olok di Kongres,” kata Lee.
Direktur Bantuan Asing di Departemen Luar Negeri Jim Richardson menjawab.
“Kami benar-benar mendukung anggaran ini. Kami pikir anggaran ini memprioritaskan kebutuhan paling penting yang telah diidentifikasi oleh para pejabat USAID di Departemen Luar Negeri. Ini merupakan proses yang dimulai dari bawah untuk menentukan prioritas ini.”
Sebagian anggota Kongres dengan cepat mengecam usul pemangkasan anggaran itu, termasuk Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR Eliot Engel, yang menyebut pemangkasan itu "sembrono", dan mengatakan jika usul itu diberlakukan maka akan melemahkan kepemimpinan Amerika di dunia.
Sebagian pakar kebijakan luar negeri mengatakan Presiden Donald Trump seharusnya menyadari bahwa bantuan luar negeri merupakan alat yang efektif untuk mengatasi persoalan-persoalan mendesak.
Brian Katulis dari Center for American Progress mengatakan, “Jika kita tidak melakukan itu, maka akan terjadi lebih banyak aksi kekerasan di wilayah-wilayah lain, [tata] pemerintahan yang buruk, dan berbagai masalah yang telah coba diatasi oleh Presiden Trump dengan membangun tembok di perbatasan selatan, soal migran dan pengungsi. Ini adalah hal-hal yang bisa diatasi dengan bantuan luar negeri.”
Departemen Luar Negeri mengatakan permintaan anggaran itu membuat Amerika tetap menjadi donor tunggal bantuan internasional dan kesehatan global terbesar, meskipun juga meminta negara dan mitra lain melakukan lebih banyak hal. [em/ii]