Tautan-tautan Akses

Taliban Tolak Tim Perundingan Perdamaian Afghanistan


Mullah Abdul Salam Zaeef, pejabat senior Taliban Afghanistan, tiba pada saat penandatanganan perjanjian AS-Taliban di ibukota Qatar Doha pada 29 Februari 2020. (Foto: AFP/Karim Jaafar)
Mullah Abdul Salam Zaeef, pejabat senior Taliban Afghanistan, tiba pada saat penandatanganan perjanjian AS-Taliban di ibukota Qatar Doha pada 29 Februari 2020. (Foto: AFP/Karim Jaafar)

Taliban telah menolak untuk berdialog dengan sekelompok perunding yang diumumkan oleh pemerintah Afghanistan. Taliban mengatakan langkah itu melanggar perjanjian perdamaian antara kelompok pemberontak itu dengan AS.

Penolakan kelompok itu, Sabtu (28/3), muncul pada hari ketika para pejuang Taliban melancarkan serangkaian serangan baru terhadap pasukan pemerintah di Afghanistan utara dan merebut sebuah distrik.

Pemerintahan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani pada Kamis (26/3) mengumumkan tim "inklusif" beranggotakan 21 orang untuk merundingkan perdamaian yang berkesinambungan dan pembagian kekuasaan dengan Taliban.

Perwakilan khusus AS, Zalmay Khalilzad, yang merundingkan dan menandatangani perjanjian dengan Taliban pada 29 Februari, juga memuji tim yang diusulkan itu sebagai "langkah berarti." Ia mengatakan inisiatif itu menggerakkan para pihak "semakin dekat" pada perundingan intra-Afghanistan.

Tapi juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, Sabtu (28/3), menolak tim tersebut, karena katanya kurang mewakili seluruh rakyat Afghanistan. Dia mengatakan dalam pernyataan, Taliban sejak lama berpendapat pemerintah bisa berpartisipasi dalam perundingan intra-Afghanistan hanya sebagai kelompok, seperti faksi-faksi lain di negara itu. [vm/ft]

XS
SM
MD
LG