Tautan-tautan Akses

Eropa Kekurangan ICU, Bergegas Bangun Rumah Sakit Darurat


Suasana di ruangan ICU Rumah Sakit darurat yang didirikan di luar rumah sakit Cremona, Italia utara, Jumat, 20 Maret 2020.
Suasana di ruangan ICU Rumah Sakit darurat yang didirikan di luar rumah sakit Cremona, Italia utara, Jumat, 20 Maret 2020.

Menghadapi kebutuhan yang meningkat akan unit-unit perawatan intesif (ICU), negara-negara Eropa bergegas membangun rumah-rumah sakit darurat dan mengirim pasen-pasien vius corona dari kota-kota yang kewalahan menangani pasien ke kota-kota lain dengan menggunakan kereta-kereta berkecepatan tinggi dan jet-jet militer. Negara-negara itu juga serabutan memperkerjakan banyak pegawai medis untuk menangani pasien yang secara signifikan terus bertambah jumlahnya.

Sementara pertambahan kasus baru melambat di Italia dan China, rumah-rumah sakit di Spanyol dan Perancis semakin kewalahan menangani kedatangan pasien-pasien baru yang jumlah terus berlipat. Inggris kini bahkan bersiap menghadapi kemungkinan membludaknya arus pasien baru.

Seorang staf medis melihat dari balik pintu rumah sakit di Rennes, Perancis barat, Rabu 1 April 2020.
Seorang staf medis melihat dari balik pintu rumah sakit di Rennes, Perancis barat, Rabu 1 April 2020.


“Kita seperti merasa berada di dunia ketiga. Kita tidak mempunyai cukup masker dan peralatan proteksi. Pada akhir pekan ini, kita mungkin juga membutuhkan lebih banyak obat-obatan,” kata seorang petugas gawat darurat Christophe Prudhomme di Paris.

Negara-negara kaya, yang mengalami ledakan jumlah kasus virus corona, kini menerima bantuan dari negara-negara yang lebih miskin. Kuba mengirim sejumlah dokter ke Perancis, sementara Turki mengirim masker, pakaian hazmat, dan disinfektan ke Italia dan Spanyol. Amerika Serikat bahkan menerima bantuan peralatan medis dan masker dari Rusia.

London dalam beberapa hari lagi bisa mengoperasikan rumah sakit darurat berkapasitas 4.000 tempat tidur di sebuah pusat konvensi besar untuk menangani pasien-pasien non-kritis sehingga memungkinkan sejumlah rumah sakit permanen menangani pasien yang berada dalam kondisi gawat.

Spanyol meningkatkan ketersediaan tempat tidur rumah-rumah sakitnya sebesar 20 persen. Puluhan hotel di Spanyol diubah menjadi ruang-ruang pemulihan, sementara rumah-rumah sakit darurat dibangun di pusat-pusat kebugaran, perpustakaan dan gedung-gedung pameran.

Namun, yang paling dibutuhkan Eropa saat ini adalah ICU, karena puluhan ribu pasien dalam wabah kali ini bisa secara tiba-tiba mengalami gangguan pernafasan akut. Membangun unit-unit perawatan intensif jauh lebih sulit dari membangun tempat-tempat tidur standar rumah sakit. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG