Tautan-tautan Akses

Partai Feminis Korsel Bersiap Buka Sekolah Politik


Setelah gagal meraih kursi dalam pemilu baru-baru ini, sebuah partai feminis bersiap membuka sekolah politik untuk melatih perempuan yang berambisi menjadi politisi di negara itu. (Foto: ilustrasi).
Setelah gagal meraih kursi dalam pemilu baru-baru ini, sebuah partai feminis bersiap membuka sekolah politik untuk melatih perempuan yang berambisi menjadi politisi di negara itu. (Foto: ilustrasi).

Sebuah partai feminis di Korea Selatan bersiap membuka sekolah politik untuk melatih perempuan yang berambisi menjadi politisi. Usaha ini digelar setelah partai itu gagal meraih kursi dalam pemilu baru-baru ini.

“Kami ingin merencanakan strategi kemenangan,” kata Kim Eun-ju, aktivis kawakan hak-hak perempuan dan salah satu pendiri Partai Perempuan, dalam sebuah acara yang digelar Yayasan Thomson Reuters, Jumat (24/4). “Kami berharap sekolah ini akan memberi latihan kepada para kandidat itu mengenai apa dan bagaimana politik. Meski para anggota kami sangat antusias dalam isu-isu perempuan, mereka kurang memiliki keahlian politik.”

Meski gerakan feminisme kian berkembang di negara yang secara sosial konservatif itu, Partai Perempuan tidak meraih satu pun kursi pada pemilu 15 April. Meski kecewa dengan hasil itu, Partai Perempuan kini mulai menyiapkan diri dalam menghadapi pemilihan kepala daerah yang dijadwalkan berlangsung tahun 2022 dengan mendirikan sekolah politik.

Sekolah di Seoul ini, yang direncanakan dibuka Juli mendatang, akan merekrut para mantan pejabat pemerintah daerah untuk melatih para kandidat. Bidang studi yang diajarkan akan mencakup bagaimana mengorganisasikan kampanye politik dan isu-isu hak perempuan.

Partainya Presiden Moon Jae-in, Partai Demokrat, meraih kemenangan meyakinkan pekan lalu. Lima puluh tujuh perempuan terpilih duduk di kursi parlemen yang beranggotakan 300 orang. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi dalam sejarah Korea Selatan.

Diresmikan pada Hari Perempuan Internasional Maret lalu, partai beranggotakan lebih dari 10.000 orang ini berkampanye dengan menggembar-gemborkan usaha untuk mengakhiri pelecehan terhadap perempuan dan menuntut persamaan gaji dengan kaum pria. [ab/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG