Tautan-tautan Akses

AS Mempercepat Larangan Perjalanan Brazil 2 Hari Lebih Awal


Tempat lapor masuk pesawat (check-in) tampak sepi di Bandara Internasional Guarulhos di tengah pandemi virus corona (COVID-19), di Guarulhos, dekat Sao Paulo, Brazil, 25 Mei 2020.
Tempat lapor masuk pesawat (check-in) tampak sepi di Bandara Internasional Guarulhos di tengah pandemi virus corona (COVID-19), di Guarulhos, dekat Sao Paulo, Brazil, 25 Mei 2020.

Gedung Putih memberlakukan larangan perjalanan dari Brazil dua hari lebih awal dari yang diumumkan setelah negara itu mengungkapkan jumlah kematian harian terbaru akibat virus corona. Angka itu kini lebih tinggi daripada Amerika Serikat.

Pejabat AS tidak memberikan alasan khusus percepatan larangan perjalanan yang seharusnya dimulai pada Kamis (28/5) mendatang, tetapi sekarang akan mulai berlaku pada Selasa (26/5).

Kementerian Kesehatan Brazil mengatakan, Senin (25/5), Covid-19 telah menewaskan 807 orang dalam 24 jam sebelumnya. Korban meninggal di AS dalam satu hari adalah 620 orang.

Larangan perjalanan Brazil berlaku bagi mereka yang ingin berkunjung ke Amerika Serikat dan telah berada di Brazil selama 14 hari terakhir, periode yang menurut para pakar kesehatan di mana seseorang dapat terpapar Covid-19 dan menginfeksi orang lain tanpa menunjukkan gejala apa pun. Presiden A.S. Donald Trump memberlakukan larangan perjalanan serupa terhadap China, Inggris, dan Eropa.

Gedung Putih mengatakan presiden mengambil "tindakan tegas itu ... sebagai upaya untuk memastikan warga asing yang telah berada di Brazil tidak menjadi sumber infeksi tambahan di negara kita."

Brazil memiliki lebih dari 347 ribu kasus infeksi Covid-19. Menurut Johns Hopkins University, ini adalah jumlah tertinggi kedua setelah Amerika Serikat.

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengatakan untuk sementara waktu tidak melanjutkan penelitian atas obat anti-malaria hydroxychloroquine bagi pasien Covid-19.

Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan sebuah artikel dalam jurnal medis Lancet yang mengklaim obat itu menyebabkan pemakainya berisiko lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung bahkan kematian. [mg/pp]

XS
SM
MD
LG