Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), Senin (15/6), mengatakan lonjakan kasus baru Covid-19 di Beijing menunjukkan bahwa di tempat-tempat yang sudah berhasil menekan virus ini sekali pun masih harus tetap waspada terhadap bangkitnya virus mematikan ini.
Dalam keterangan pers pada Senin, Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan sudah 50 hari tidak ada satu kasus baru Covid-19 di Beijing. Namun mulai minggu lalu ada kelompok atau kluster baru dengan 100 kasus yang sudah dikukuhkan.
Tedros mengatakan asal dan cakupan wabah di Beijing ini masih diselidiki, dan menambahkan bahwa virus itu dapat bangkit di daerah mana pun juga. Tedros menjelaskan bahwa “dibutuhkan lebih dari dua bulan sebelum 100 ribu kasus pertama dilaporkan. Selama dua minggu terakhir ini, lebih dari 100 ribu kasus baru telah dilaporkan hampir setiap hari.”
“Secara global ada lebih dari 7,8 juta kasus Covid-19 yang sudah dilaporkan ke WHO dan lebih dari 430 ribu korban meninggal dunia. Dibutuhkan lebih dari dua bulan sebelum mencatat 100 ribu kasus pertama. Namun dalam dua minggu terakhir, 100 ribu kasus baru telah dilaporkan hampir setiap hari," ujar Tedros.
Menurut Tedros, hampir 75 persen kasus-kasus terbaru terjadi di sepuluh negara. Sebagian besar di negara-negara benua Amerika dan dan Asia Selatan. Namun WHO juga melihat peningkatan jumlah kasus di Afrika, Eropa Timur, Asia Tengah dan Timur Tengah. Bahkan, ujarnya, di negara-negara yang telah berhasil menekan penularan corona.
Tedros mengimbau negara-ngara tersebut untuk tetap waspada dengan kemungkina virus itu muncul kembali.
"China minggu lalu melaporkan sebuah kelompok atau kluster baru di Beijing setelah lebih dari 50 hari tanpa satu kasus pun di kota itu. Lebih dari 100 kasus baru telah dikukuhkan. Asal dan cakupan kasus baru ini masih diselidiki," tuturnya.
Ketika ditanya wartawan tentang keamanan melakukan perjalanan udara seiring dibukanya perbatasan udara di seluruh Eropa, WHO mengingatkan tidak ada lingkungan yang “tanpa risiko sama sekali” terpapar virus ini.
Direktur Eksekutif Urusan Darurat Kesehatan WHO Michael Ryan mengatakan kepada wartawan, “apa yang kita butuhkan kini adalah mengidentifikasi risiko yang mungkin ada atau peningkatan risiko yang mungkin ada terkait perjalanan udara.” [em/pp/ft]