Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo mengingatkan pemerintahan di Jawa Timur serta kabupaten dan kota di dalamnya, untuk bersinergi menangani perebakan virus corona. Hal ini terkait terus naiknya angka kasus corona di Jawa Timur yang mencapai lebih dari 10.000 kasus positif.
Doni Monardo meminta dilakukan kajian mendalam untuk mengetahui penyebab utama kenaikan angka kasus, terutama dari wilayah dengan perebakan tertinggi.
“Perlu dilakukan kajian, penyebab utamanya apa. Tadi Ibu Gubernur sudah menjelaskan, sebagian dari klaster baru ini adalah klaster jenazah. Ini harus segera ada langkah-langkah untuk memutus mata rantai penularan berikutnya, sehingga perlu dilakukan upaya maksimal. Setiap ada pasien yang relatif sudah risikonya tinggi, maka ini perlu pendekatan kepada keluarga untuk disampaikan, sehingga mereka tidak gegabah untuk mengambil alih jenazah, yang dampaknya akan timbul kasus baru,” jelasnya.
Sampai 24 Juni 2020, tercatat 10.298 kasus positif di Jawa Timur, menempel posisi DKI Jakarta di angka 10.404 kasus positif. Doni menyarankan dilakukan isolasi mandiri tingkat RT dan RW, bila ditemukan ada kasus positif corona.
“Isolasi mandiri tingkat RT (rukun tetangga) atau RW (rukun warga). Saya melihat bahwa langkah-langkah seperti ini sudah dilakukan, hanya mungkin harus bisa lebih agresif, sehingga mereka yang sudah positif terpapar Covid, dan juga mereka yang terduga kontak erat, itu harus berdisiplin untuk tidak melakukan kegiatan di luar rumah,” imbuh Doni Monardo.
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, menegaskan keseriusan pemerintah pusat dalam mengatasi perebakan virus corona. Tiga aspek yakni kesehatan, ekonomi, dan sosial, menjadi fokus utama pemerintah dalam mengatasi masalah virus corona ini.
“Aspek-aspek yang selalu ditekankan oleh pemerintah dalam hal ini Presiden, yang harus kita tangani ada tiga. Satu, kesehatannya dengan segala protokolnya. Yang kedua, aspek ekonominya. Yang ketiga, aspek sosialnya,” jelasnya.
Dalam pertemuan yang digelar di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Rabu (24/6), Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, memaparkan langkah-langkah yang telah dilakukan untuk percepatan penanganan corona di Jawa Timur. Khofifah juga menyampaikan rencana anggaran belanja terkait penanganan corona, serta kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya segera, seperti penambahan tempat tidur yang masih kurang, serta tenaga medis untuk merawat pasien corona.
“Terima kasih juga ada tambahan 88 tenaga kesehatan dari TNI yang sudah dikirimkan melalui Pak Pangdam V Brawajaya,” jelas Khofifah. [pr/em]