Tautan-tautan Akses

Longsor di Tambang Batu Giok Myanmar, Sedikitnya 160 Tewas


Regu penyelamat berupaya melakukan pencarian korban tanah longsor di tambang batu giok di Hpakant, negara bagian Kachin, Myanmar, 2 Juli 2020. (Foto: AFP/MYANMAR FIRE SERVICES DEPARTMENT)
Regu penyelamat berupaya melakukan pencarian korban tanah longsor di tambang batu giok di Hpakant, negara bagian Kachin, Myanmar, 2 Juli 2020. (Foto: AFP/MYANMAR FIRE SERVICES DEPARTMENT)

Sedikitnya 160 pekerja di sebuah tambang batu giok di Myanmar utara hari Kamis meninggal akibat tanah longsor, kata Dinas Pemadam Kebakaran Myanmar. Di halaman Facebook-nya, dinas pemadam kebakaran itu mengatakan para penambang mengumpulkan batu-batu berharga di desa Hpakant di negara bagian Kachin ketika mereka terkena “gelombang lumpur” setelah hujan lebat.

Para pejabat mengatakan petugas penyelamat bekerja sepanjang hari untuk mencari mayat para korban dari sebuah danau yang penuh lumpur sementara hujan lebat terus mengguyur.

Inspektur polisi Than Win Aung mengatakan hujan lebat dapat menyebabkan tambang lain runtuh di medan yang tidak stabil. Tanah longsor yang fatal dan kecelakaan lainnya adalah kejadian yang sering terjadi di daerah ini dalam beberapa tahun terakhir.

Myanmar adalah salah satu sumber batu giok terbesar di dunia, jenis permata yang lebih berharga. Penambangan permata hijau tembus cahaya itu sebagian besar didorong oleh permintaan besar di China.

Kementerian Penerangan Myanmar mengutip laporan dinas pemadam kebakaran setempat sewaktu mengumumkan jumlah korban tewas di lokasi bencana longsor di Hpakant, di negara bagian Kachin.

Hpakant terletak 950 kilometer dari utara Yangon. Kota itu merupakan pusat industri tambang batu giok yang terbesar dan paling menguntungkan di dunia.

Regu penyelamat mengangkat jenazah korban longsor di tambang batu giok di kawasan Hpakhant, negara bagian Kachin, 2 Juli 2020.
Regu penyelamat mengangkat jenazah korban longsor di tambang batu giok di kawasan Hpakhant, negara bagian Kachin, 2 Juli 2020.

Rincian lain terkait bencana itu belum terungkap. Kecelakaan tambang yang merenggut banyak korban jiwa sering terjadi Myanmar. Mereka yang menjadi korban umumnya warga miskin yang mencari sisa-sisa batu giok di gundukan-gundukan tanah raksasa peninggalan perusahaan-perusahaan tambang. Gundukan-gundukan tanah itu sangat tidak stabil pada musim hujan.

Wilayah utara Myanmar dikenal kaya sumber daya alam, seperti giok, emas, dan kayu. Pada tahun 2014, LSM Watchdog Global Witness menyebut, industri tambang di kawasan tersebut bernilai 31 miliar dolar. [ab/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG