Ketika musim hujan berlangsung di seluruh daratan Indocina, para petani dan nelayan Mekong mengharap hujan setelah kekeringan panjang yang diperparah oleh perubahan iklim dan pembangunan bendungan.
Tahun ini Sungai Mekong telah mencapai level terendah sejak pencatatan dimulai 60 tahun yang lalu.
Menurut Komisi Sungai Mekong (MRC), curah hujan di Cekungan Mekong Bawah (LMB) yang mencakup sebagian wilayah Myanmar, Laos, Thailand, Kamboja dan Vietnam pada Mei sekitar 68 persen lebih rendah daripada Mei 2019.
Situasi tersebut makin parah pada bulan Juni, ketika curah hujan sekitar 73 persen lebih rendah dari bulan yang sama pada tahun 2019, sementara kekeringan berlangsung.
Dalam laporan tahunan terbarunya, MRC mengatakan peningkatan pemantauan kekeringan, banjir luas dan cuaca ekstrem menjadi masalah utama yang perlu ditangani oleh negara-negara LMB.
“Banjir dan kekeringan telah melanda wilayah kita belakangan ini dan membutuhkan kolaborasi regional yang lebih kuat,” kata salah seorang pimpinan MRC, An Pich Hatda, seraya menambahkan upaya ini termasuk memastikan transparansi, kualitas dan ketepatan waktu dalam berbagi data air.
Ketahanan pangan menjadi masalah besar bagi sekitar 70 juta orang yang bergantung pada sungai Mekong untuk mata pencaharian dan gizi mereka. [my/jm]
