Tautan-tautan Akses

Para Pemimpin UE Sepakati Anggaran dan Bantuan Terkait Virus Corona


Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen (kiri) dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel berpidato di konferensi media di KTT Uni Eropa di Brussels, Selasa, 21 Juli 2020.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen (kiri) dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel berpidato di konferensi media di KTT Uni Eropa di Brussels, Selasa, 21 Juli 2020.

Para pemimpin Uni Eropa Selasa pagi mencapai kesepakatan mengenai paket bantuan ekonomi terkait virus corona dan anggaran 2,1 triliun dolar.

Kesepakatan itu mencakup 857 miliar dolar dana yang akan dikeluarkan sebagai pinjaman dan hibah untuk negara-negara yang paling terpukul oleh wabah virus corona.

Kesepakatan tercapai setelah perundingan berlangsung mundur hingga empat hari, jauh di luar perkiraan. Masalah sulit utamanya adalah perbedaan pendapat antara satu kelompok terdiri dari lima negara kaya di bagian utara Eropa, termasuk Belanda dan Austria, yang menganjurkan pemangkasan proposal awal 572 miliar dalam bentuk hibah serta pengawasan pengeluaran yang lebih ketat, sementara negara-negara lain seperti Spanyol dan Italia berupaya untuk meminimalkan pembatasan-pembatasan.

Kesepakatan akhir mencakup kompromi mengenai hibah senilai 446 miliar dolar.

PM Belanda Mark Rutte menyebut kesepakatan akhir itu “suatu paket yang baik, yang mengamankan kepentingan Belanda dan akan membuat Eropa lebih kuat dan lebih tangguh.”

Presiden Dewan Eropa Charles Michel menyambut paket itu sebagai keberhasilan bagi seluruh 27 negara dan “kesepakatan yang tepat bagi Eropa sekarang ini.”

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, “Kami telah meletakkan landasan finansial bagi Uni Eropa untuk tujuh tahun mendatang dan menghasilkan suatu respons terhadap krisis terbesar Uni Eropa ini.”

Parlemen Eropa masih harus memberikan persetujuan terhadap kesepakatan tersebut.

Negara-negara anggota Uni Eropa telah mengalami 135 ribu kematian akibat COVID-19, dengan Italia, Prancis dan Spanyol termasuk di antara yang jumlah kematiannya tertinggi di dunia.

Perintah lockdown yang diberlakukan banyak negara untuk menghentikan penyebaran virus itu telah merusak perekonomian Uni Eropa, yang oleh para ekonom diperkirakan akan mengalami penyusutan 8,3 persen tahun ini. [uh/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG