Badai besar diperkirakan akan segera menghantam Semenanjung Korea. Ratusan penerbangan dibatalkan di Korea Selatan, sementara pemimpin Korea Utara mengungkapkan keprihatinan mengenai kemungkinan jatuhnya korban tewas dan hancurnya lahan-lahan pertanian.
Badai Bavi sudah memukul pulau resor Jeju, Rabu sore (26/8), dan baru akan menghantam daratan utama Korea Selatan Rabu malam sebelum akhirnya mendarat di Korea Utara, Kamis pagi (27/8).
Angin dengan kecepatan maksimum 162 kilometer per jam yang dibawa Bavi merobohkan pohon-pohon, papan-papan reklame dan rambu-rambu lalu lintas di Jeju. Belum ada laporan mengenai apakah ada korban jiwa akibat amukan badai yang juga menimbulkan hujan lebat itu.
Lebih dari 460 penerbangan ke dalam dan ke luar Jeju dibatalkan, Rabu sore, kata badan pengawas penerbangan Korea Selatan. Pihak berwenang juga menutup taman-taman, dan mengamankan ratusan kapal nelayan dan kapal lainnya.
Di ibu kota, Seoul, para pekerja kesehatan membongkar pos-pos pemeriksaan Covid-19 karena khawatir fasilitas itu tidak akan kuat menghadapi terpaan angin kuat.
Kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, mengatakan, pemimpin negara itu, Kim Jong-un, pada rapat partai, Selasa (25/8), menyerukan persiapan secara seksama untuk meminimalkan jumlah korban dan kerusakan akibat badai itu.
Badai itu akan datang setelah Korea Utara selama berpekan-pekan menghadapi hujan lebat yang mengakibatkan banjir. Banjir tersebut menghancurkan banyak rumah dan ladang-ladang pertanian sehingga memperparah situasi ekonomi yang buruk akibat sanksi-sanksi ekonomi terkait program nuklirnya dan penutupan perbatasan karena wabah virus corona. [ab/uh]