Perdana Menteri Baru Jepang, Yoshihide Suga, Kamis (24/9), untuk pertama kalinya melangsungkan pembicaraan telepon dengan sejawatnya dari Korea Selatan sejak ia menduduki jabatannya. Dalam pembicaraan itu, Suga mengatakan kepada Presiden Moon Jae-in, kedua negara bertetangga itu harus berusaha memperbaiki hubungan yang tegang.
Pembicaraan yang digagaskan Korea Selatan ini merupakan kontak pertama antara para pemimpin kedua negara dalam sembilan bulan terakhir. Hubungan antara Jepang dan Korea Selatan memburuk hingga tingkat terendah dalam beberapa tahun terakhir di bawah pemerintahan pendahulu Suga, Shinzo Abe, tokoh yang dianggap tidak bersedia menunjukkan penyesalan yang cukup mendalam atas pemerintahan kolonial Jepang di Semenanjung Korea dari 1940 hingga 1945.
“Saya katakan kepada Presiden Moon bahwa hubungan antara kedua negara dalam kondisi sangat buruk sekarang ini, dan kita tidak bisa membiarkannya begitu saja,” kata Suga kepada wartawan. “Jepang dan Korea Selatan adalah negara tetangga sangat penting bagi satu sama lain. Dalam berurusan dengan Korea Utara dan isu-isu lain, saya yakin kerja sama Jepang-Korea Selatan dan kerja sama Jepang-AS adalah penting.”
Perselisihan antara kedua negara saat ini berakar dari tuntutan Korea Selatan agar Jepang memberi kompensasi kepada para pekerja Korea yang diberlakukan semena-mena oleh perusahaan-perusahaan Jepang selama Perang Dunia II. Mahkamah Agung Korea Selatan pada 2018 memerintahkan perusahaan-perusahaan Jepang itu memberi kompensasi kepada para penggugat yang kini sudah berusia lanjut. Jepang bersikeras bahwa semua masalah kompensasi telah diselesaikan dalam kesepakatan tahun 1965.
Pertikaian itu kemudian melebar ke isu-isu perdagangan dan militer, sehingga mempersulit kerja sama antara kedua sekutu Amerika itu. Moon menuduh pemerintah Abe memanfaatkan perdagangan sebagai senjata untuk melakukan pembalasan atas sengketa hukum yang muncul.
Suga tidak merinci mengenai bagaimana Jepang akan memperbaiki hubungan itu. Ia tampak mengindikasikan bahwa sikap Jepang terkait kompensasi tidak berubah dan justru menekan Korea Selatan agar mengambil tindakan yang meredakan ketegangan. [ab/uh]