Nilai mata yang dolar AS naik dan yen Jepang mencatat kenaikan tertinggi dalam lebih dari sebulan pada Jumat (2/10), setelah setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan dia dinyatakan positif terinfeksi Covid-19. Pengumuman Trump muncul hanya sebulan menjelang pemilihan presiden pada 3 November.
Berita tersebut dapat menyebabkan gelombang baru volatilitas pasar menjelang pemilihan. Trump, 74 tahún, berisiko tinggi terkena virus mematikan itu karena usia dan berat badan.
Kantor berita Reuters melaporkan, mata uang dolar AS naik sekitar 0,6 pesen dan yen melonjak lebih jauh, naik setengah persen pada dolar ke level tertinggi pada satu minggu di 104,95.
Trump mengatakan dia dan Ibu Negara Melania Trump dinyatakan positif dan akan segera memulai proses karantina.
“Presiden Amerika Serikat mengidap penyakit yang membunuh orang. Orang-orang mengambil risiko karena itu,” kata Chris Weston, Kepala Penelitian Pialang Pepperstone di Melbourne.
Euro turun 0,2 persen menjadi $ 1,1725. Komoditas dan saham berjangka AS juga anjlok.
Dolar Australia turun 0,6 persen pada $ 0,7141 dan dolar Selandia Baru turun 0,3 pada pada $ 0,6629. Terhadap enam mata uang utama, dolar naik 0,1 persen menjadi 93,824.
Weston dan analis lainnya mengatakan diagnosis Trump dapat merugikan kampanyenya, tetapi implikasi selanjutnya untuk pasar tidak jelas. Hal ini akan bergantung pada kesehatan Trump, seberapa jauh virus telah menyebar di antara politisi AS dan tanggapan pemilih.
“Sejauh yang kami tahu, Trump tidak sakit parah. Ada kemungkinan pada saat kita mencapai perdagangan New York, pasar akan tenang," kata Yako Sero, ahli strategi di Sumitomo Mitsui Trust Bank di Tokyo.
“Namun, hal ini merusak kemampuan Trump untuk berkampanye dan waktu hampir habis sebelum pemilihan,” katanya.
Bahkan sebelum Trump melakukan tes Covid-19, investor Asia sudah gelisah karena tanda-tanda paket stimulus fiskal AS yang diharapkan, terhenti di Washington. Pasar juga masih menunggu data pekerjaan AS yang akan dirilis untuk membaca kondisi perekonomian negara tersebut.
Sementara saham berjangka AS dan dolar Australia terkoreksi pada hari Jumat (2/10) setelah Presiden Donald Trump mengatakan dia dan istrinya dinyatakan positif terkena virus corona.
S&P 500 turun 1,8 persen pada perdagangan Asia setelah adanya berita tersebut, memperpanjang kerugian sebelumnya, sementara dolar Australia juga turun. Demikian pula saham berjangka Eropa.
“Poin berikutnya adalah sejauh mana ini masuk (ke pemerintahan), yang memiliki implikasi besar bagi pemilu. Skenario terburuk adalah kita bisa melihat pemilihan mundur sedikit,” kata Chris Weston, Kepala Penelitian Pialang Pepperstone di Melbourne.
Sementara Khoon Goh, Kepala Riset ANZ Singapura mengatakan pada saat ini masih terlalu dini untuk mengatakan bagaimana hal ini dapat mempengaruhi hasil pemilu.
“Dolar dibeli pada awalnya, tetapi setelah itu dijual. Saya membayangkan selama Presiden dan Ibu Negara berada dalam kondisi yang wajar, pergerakan pasar ini akan mereda,” katanya. [ah/rw]