Turki, Selasa (6/10), mengeluarkan pernyataan yang menuduh Kanada memberlakukan standar ganda setelah Ottawa menunda penjualan senjata ke Turki karena sedang menyelidiki penggunaan teknologi Kanada dalam konflik antara Azerbaijan dan Armenia.
Menteri Luar Negeri Kanada Francois-Philippe Champagne mengumumkan, Senin (5/10), ia menghentikan untuk sementara izin ekspor ke Turki, yang mendukung Azerbaijan dalam konflik itu, sesuai kebijakan pengawasan ekspor Kanada.
Ia mengatakan, ia telah menginstruksikan kementeriannya untuk menyelidiki klaim-klaim yang menyebutkan bahwa teknologi pesawat nirawak (drone) Kanada digunakan dalam pertempuran.
Turki, yang memiliki kesepakatan kerjasama militer dengan Azerbaijan, menuduh Kanada menciptakan rintangan terkait ekspor peralatan militer ke Turki dengan cara yang tidak sesuai dengan semangat NATO. Turki dan Kanada sama-sama anggota aliansi itu.
Pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki itu juga menyebutkan bahwa Turki telah memenuhi kewajibannya terkait peraturan pengawasan ekspor senjata.
Pernyataan kementerian itu menyebutkan bahwa sebuah laporan PBB menyebut Kanada sebagai salah satu negara yang membantu mengobarkan perang di Yaman. Pernyataan itu juga menuduh Kanada telah dipengaruhi kelompok-kelompok diaspora Armenia di Kanada.
“Apa yang kami harapkan dari Kanada adalah memberlakukan kebijakan yang tidak berstandar ganda, bertindak tanpa terpengaruh kelompok-kelompok anti-Turki di negaranya dan tanpa terjebak dalam kepentingan politik yang sempit,” kata kementerian itu. [ab/uh]